Nasional – Puluhan rumah yang terdapat di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengalami kerusakan parah gara-gara fenomena alam pergeseran tanah. Bahkan, tiga bangunan berupa dua rumah serta sebuah ruko nyaris roboh dan terpaksa penghuninya mengosongkan bangunan.
Fenomena pergeseran tanah terjadi di sepanjang pinggir Sungai Sulugonggo atau Sungai Juwana tepatnya di Desa Purworejo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Terlihat kondisi bangunan rumah warga berupa tembok beton hingga lantai alami retak sedang hingga berat.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, lokasi rumah yang mengalami kerusakan berat dipasang garis pembatas agar tidak dilewati karena pergeseran tanah yang terus melebar. Kondisi tersebut membuat penghuni rumah terpaksa harus mengosongkan bangunan rumahnya dan mengungsi ke rumah sanak saudara karena bangunan rusak cukup parah.
Agus, salah satu warga Desa Purworejo, mengaku kejadian tersebut terjadi sejak Jumat (6/9/2024) dan terus mengalami pergeseran tanah hingga membuat kondisi kerusakan cukup parah. Menurutnya, kondisi tersebut terjadi pada rumah warga yang berada di pinggir sungai sekitar 5 kilometer.
“Dari Minggu sampai hari ini terus bertambah, retakan semakin meluas. Di pinggir-pinggir sungai itu sampai ke arah selatan bertambah terus,” kata Agus, Senin (9/9/2024).
Hal senada juga dikatakan Muniroh, warga lainnya. Menurutnya, retakan paling parah terjadi pada Sabtu (7/9/2024). Akibat kondisi tersebut, warga mulai mengevakuasi barang-barang ke tempat yang lebih aman.
“Paling parah antara jam 9 sampai 10 malam, suaranya dak-dak, suara tembok atap. Itu rusak semua bangunannya sudah miring semua, sudah jomplang,” terangnya.
Dalam pendataan sementara, terdapat 21 rumah dan sebuah ruko terdampak pergeseran tanah tersebut. Banyaknya rumah warga yang terkena dampak pergeseran tanah membuat pihak pemdes setempat melaporkan perihal tersebut ke Pemerintah Kabupaten Pati dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana hingga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar dapat menjadi perhatian serius.
Pasalnya, fenomena alam pergeseran tanah terjadi diduga karena menyusutnya debit air Sungai Juwana karena faktor musim kemarau panjang. Akibatnya terjadi pergeseran tanah yang berada di pinggir Sungai Juwana.