Nasional – Sebanyak 69 desa yang terdapat di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih. Bahkan beberapa wilayah hanya menggantungkan pada bantuan air bersih. Droping air bersih yang sampai di tempat itu pun langsung diserbu warga buat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Dengan membawa galon, ember, jeriken, warga Desa Klayusiwalan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, berduyun-duyun berdatangan menyerbu truk bantuan air bersih yang datang.
Warga harus berebut cepat dengan warga lainnya untuk mengisi tampungan air di rumah. Kemarau panjang kali ini menjadi kondisi memprihatinkan, mayoritas sumber mata air sudah mengering. Sehingga, warga setempat hanya mengandalkan bantuan air bersih.
Sri salah satu warga Desa Klayusiwalan mengaku sudah 2 bulan mulai kesulitan air bersih. Untuk sehari-hari, warga harus mencari air ke sumber mata air yang cukup jauh dan membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Warga berharap bantuan air bersih rutin dikirim untuk meringankan beban warga. “Sudah 2 bulan, kalau sumur ya sulit jauh di sana. Ini air yang diambil ya habis satu hari,” katanya, Sabtu (21/9/2024).
Sementara Babinsa Desa Klayusiwalan Serda Aris Widodo menyebut di wilayah desa tersebut terdapat 18 titik penampungan air bagi warga terdampak kemarau panjang. Pamsimas yang biasanya menjadi andalan warga pun kini mulai sulit mengalir dan airnya pun payau sehingga tidak layak konsumsi.
“Kalah di sini satu desa dua RW 18 RT jadi ya ada 18 titik penampungan kayak gini,” terangnya.
Tak kunjung turun hujan memperparah kondisi kemarau berkepanjangan yang melanda di wilayah Kabupaten Pati. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati menyebutkan terdapat 69 desa pada sembilan kecamatan mulai alami kesulitan air bersih.