Nasional – Keluarga dari salah satu korban dalam penemuan tujuh jenazah yang mengapung di Kali Bekasi, Jatiasih, Jawa Barat mendatangi RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur buat melakukan tes DNA.
“Ini juga tes DNA tetapi saya ingin melihat anak saya untuk meyakinkan itu betul anak saya atau bukan,” kata ayah korban VS (15), Maulana kepada wartawan di RS Polri, Selasa (24/9/2024).
Awalnya Maulana tidak mengetahui anaknya tidak pulang ke rumah. Dia mendapatkan informasi dari temannya kalau anaknya ditangkap di polsek, tetapi setelah dicari tidak ada.
Selain ke polsek, Maulana mencari anaknya ke polres tetapi tidak ditemukan. Dia kemudian diarahkan ke RS Polri untuk memastikan identitas dan forensik.
“Saya cari ke polres, ternyata tidak ada juga. Saya diarahkan ke sini, makanya saya mau lihat gitu. Mau melihat saja, memastikan itu anak saya bukan kerena saya ada tanda-tanda ciri anak saya,” ucapnya.
Sementara itu, ibu terduga korban, Melinda menyebut setelah tes DNA arahan selanjutnya dari pihak RS Polri yaitu menunggu kabar selama satu minggu.
Tidak hanya melakukan tes DNA saja, Melinda dan Maulana jug memberikan berkas-berkas seperti ijazah, kartu keluarga, dan akta. Kendati demikian, orang tua korban itu tidak diperbolehkan melihat anaknya dengan alasan masih adanya proses di RS Polri.
“Saya cuma pengin melihat, betul enggak anak saya? Gimana itu saya mau memastikan itu benar anak saya? Sedangkan saya tidak boleh melihat,” tutur Melinda.
Sebelumnya, warga menemukan tujuh mayat mengambang di Kali Bekasi, tepatnya belakang Masjid Al Ikhlas Perumahan Pondok Gede Permai RT004/RW008, Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi pada Minggu pagi pada pukul 06.00 WIB dan dilaporkan pukul 07.00 WIB.
Polisi menyebutkan penemuan tujuh mayat itu diduga karena tawuran. Terlebih, saat itu polisi sedang patroli untuk mencegah peristiwa itu. Polisi menangkap sebanyak 15 orang tersangka dan tiga di antaranya membawa senjata tajam (sajam).