Nasional – Personel TNI dan Polri melakukan pengamanan ketat sesudah terjadinya bentrokan antarkampung di Pulau Adonara Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin, 21 Oktober 2024 kemarin.
Tampak di lokasi kejadian, personel TNI-Polri terus berjaga untuk menghalau masa dan melakukan penyekatan di perbatasan desa. Selain itu, komunikasi antartokoh masyarakat terus dilakukan dengan melibatkan sekretaris daerah atau sekda Kabupaten Flotim, Kabag Ops, Danramil untuk mencari solusi agar dapat menghentikan konflik tersebut.
Saat ini sejumlah warga khususnya wanita, lansia, dan anak-anak terpaksa dievakuasi ke sejumlah desa tetangga untuk mengantisipasi bentrok lanjutan.
Peristiwa tragis ini dipicu oleh sengketa tanah ulayat yang melibatkan Desa Bugalima dan Desa Ile Pati.
Bentrokan pecah sekitar pukul 04.30 Wita saat warga Desa Bugalima masih tertidur lelap. Ratusan warga panik ketika tiba-tiba diserang oleh massa dari Desa Ile Pati, yang diduga menggunakan senapan angin dan bom rakitan.
Bentrokan ini menyebabkan satu korban jiwa dan membuat 49 unit rumah warga dari Desa Bugalima hangus terbakar.
“Selain korban jiwa, enam orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan ini. Saat ini para korban luka sedang menjalani perawatan medis RSUD Larantuka. Sementara satu korban meninggal dunia disemayamkan di rumah kerabatnya,” kata Kepala Desa Bugalima Rikardus Baka Tukan, Selasa, 22 Oktober 2024.
Warga yang panik telah dievakuasi ke desa terdekat, Desa Wureh. Sampai saat ini, situasi di Desa Bugalima masih mencekam. Sekolah ditutup dan aktivitas sehari-hari lumpuh total.
Masalah tanah adat antara Desa Bugalima dengan masyarakat dari Desa Ilepati telah terjadi sejak tahun 1990-an.