Mancanegara – Seorang perempuan di China divonis mati lantaran melakukan penculikan serta memperdagangkan 17 anak pada tiga provinsi berbeda antara 1993 sampai tahun 2003.
Sidang dengan terdakwa Yu Huaying (61 tahun), telah menarik perhatian publik di seluruh negeri setelah kejahatannya terungkap pada 2022 ketika seorang korban berusia 34 tahun melaporkan pengalamannya diperdagangkan oleh Yu.
Yu Huaying dinyatakan bersalah atas penculikan anak setelah persidangan ulang.
“Keadaan dan konsekuensi kejahatannya sangat serius dan dia harus dihukum berat,” kata Pengadilan Rakyat Menengah Guiyang, dalam putusan yang dibagikan di halaman Weibo pada Senin (28/10/2024).
“Meskipun Yu mengakui kejahatannya, hal itu dinilai tidak cukup untuk menjamin hukuman yang lebih ringan,” demikian penjelasan pengadilan.
Di Tiongkok, hukuman mati dijatuhkan dalam kasus-kasus yang paling ekstrem untuk kejahatan seperti perdagangan narkoba, pembunuhan, dan pemerkosaan. Hukuman mati juga dijatuhkan untuk kasus korupsi dan penyuapan.
Berdasarkan hukum Tiongkok, siapa pun yang terbukti bersalah melakukan perdagangan wanita atau anak-anak akan menghadapi hukuman penjara mulai dari 5 hingga 10 tahun, beserta denda.
Namun pengadilan menyatakan, karena akibat yang sangat serius dari kejahatannya, Yu menerima hukuman paling berat sesuai dengan hukum.
Dia juga dicabut hak politiknya, dan semua harta pribadinya akan disita.
Media Pemerintah Tiongkok melaporkan, Yu bahkan tega memperdagangkan putranya sendiri. Putra Yu bahkan adalah korban pertamanya. Yu menjual putranya seharga 5.000 yuan (sekitar Rp 11 juta).
Dia kemudian menculik 17 anak dari 12 keluarga, dengan 5 keluarga kehilangan dua anak sekaligus.
Menurut dokumen pengadilan, dia diketahui telah bekerja sama dengan dua pria lain antara 1993 hingga 2003 bernama Wang Jiawen dan Gong Xianliang, yang kini telah meninggal dunia.
Pengadilan menyatakan, perbuatan Yu telah menyebabkan 12 keluarga terpisah dan putusnya ikatan kekeluargaan. Keluarga korban terus mencari anak-anak mereka selama bertahun-tahun dan bahkan ada yang meninggal dunia akibat depresi.
Menurut laporan media Tiongkok, para pelaku menemukan calon pembeli melalui perkenalan dari orang lain. Anak-anak yang diculik dibawa ke Kota Handan yang terletak di utara Provinsi Hebei.
Yu pertama kali menerima hukuman mati pada 2023. Dia dijatuhi hukuman mati lagi pada Jumat (25/10/2024), setelah persidangan ulang.