Nasional – Sebuah video yang menunjukkan seorang pelajar mendapat kekerasan dan dipaksa meminta maaf dengan cara bersujud dan menggonggong oleh wali murid menjadi viral di media sosial. Peristiwa ini menyebabkan korban merasa terintimidasi dan trauma, serta berharap dapat memperoleh keadilan. Kasus ini berawal dari candaan yang dianggap menghina anak dari wali murid tersebut.
Video yang viral tersebut memperlihatkan seorang pelajar SMA swasta di Surabaya, berinisial ES, yang dibentak oleh salah satu wali murid dan dipaksa meminta maaf dengan cara yang merendahkan.
ES yang berusia 15 tahun itu disuruh bersujud dan menggonggong sebagai bentuk permintaan maaf.
Kejadian ini juga disaksikan oleh kedua orang tua ES yang merasa pasrah melihat perlakuan tidak manusiawi terhadap anak mereka.
Menurut ibu ES, Ira Maria, peristiwa tersebut bermula dari candaan anaknya yang menyebut EMS lucu karena memiliki rambut seperti anjing pudel.
Kemudian, candaan tersebut didengar oleh EMS, yang merupakan siswa di sekolah lain, dan kemudian melaporkannya kepada orang tuanya, Ivan Sugianto. Hal ini memicu keributan di depan SMA tempat ES bersekolah pada akhir Oktober 2024.
Meskipun telah dilakukan mediasi untuk meredakan ketegangan antara kedua belah pihak, kejadian ini tetap meninggalkan dampak psikologis bagi ES, yang kini merasa trauma dan takut.
“Akibat kejadian ini, anak saya sempat mengalami trauma dan ketakutan,” kata Ira Maria kepada wartawan, Selasa (12/11/2024).
Meski demikian, orang tua ES hingga saat ini belum melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian karena merasa bingung dan takut. Bahkan, akibat kejadian tersebut, ES mendapat sanksi berupa surat peringatan pertama dan skorsing selama tiga hari dari pihak sekolah.
“Kami belum melapor ke polisi karena bingung harus bagaimana, kami selama ini tidak pernah berurusan dengan pihak kepolisian. Anak kami juga sempat mendapat skorsing tiga hari dari pihak sekolah,” ujar ayah ES, Wandarto.
Sementara itu, pihak sekolah telah melaporkan kasus ini ke Polrestabes Surabaya sebagai aduan masyarakat. Untuk mencegah kejadian serupa, pihak kepolisian telah meningkatkan penjagaan di sekitar sekolah.