Kesehatan – Asupan garam yang tinggi dapat meningkatkan risiko stroke atau strok dan penyakit kardiovaskular. Namun, sering kali dampak buruknya diremehkan.
Menurut National Library of Medicine (NIH), mengurangi asupan garam secara signifikan sangat dianjurkan untuk mencegah penyakit kardiovaskular dan stroke.
Sebagian besar orang dewasa di seluruh dunia mengonsumsi garam lebih dari 6 gram per hari, dengan banyak orang di Eropa Timur dan Asia bahkan mengonsumsi lebih dari 12 gram.
Padahal, asupan garam yang direkomendasikan untuk sebagian besar populasi adalah kurang dari 5-6 gram per hari.
Beberapa penelitian dan uji klinis menunjukkan mengurangi asupan garam dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan, baik pada orang yang memiliki hipertensi maupun yang tidak.
Sebagaimana diketahui, terlalu banyak garam dalam makanan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung, strok, dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Namun, tubuh yang bugar dapat mengatur keseimbangan garam dan air tidak hanya dengan mengeluarkan kelebihan natrium dalam urine, tetapi juga secara aktif menahan atau mengeluarkan air dalam urine. Karenanya, untuk menjaga pola hidup sehat yang berimbang dengan olahraga, makan makanan bergizi seimbang, pola tidur yang baik, dan minum cukup air.
Para peneliti menemukan ginjal menyimpan atau mengeluarkan air dengan menyeimbangkan kadar natrium, kalium, dan produk limbah urea. Hal ini mungkin yang mengaitkan kadar glukokortikoid dengan asupan garam.
Diet tinggi garam dianjurkan bagi Anda yang ingin terhindar dari risiko penyakit stroke. Diet ini mampu meningkatkan kadar glukokortikoid yang menyebabkan otot dan hati membakar lebih banyak energi untuk menghasilkan urea, kemudian digunakan dalam ginjal untuk konservasi air.
Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh garam ini dapat menjelaskan mengapa diet tinggi garam telah dikaitkan dengan diabetes, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya yang dapat diakibatkan oleh kondisi lainnya, seperti sindrom metabolik.