Nasional – Gunung Merapi kembali diguyur hujan deras dengan intensitas tinggi sejak Senin (9/12/2024) dini hari, meningkatkan risiko lahar dingin di sungai-sungai yang berhulu di lereng gunung tersebut.
Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), hujan dimulai pukul 03.15 WIB dengan volume mencapai 70 mm dan intensitas 23 mm/jam, berlangsung selama lebih dari tiga jam. Hingga pukul 06.24 WIB, hujan masih terus berlangsung.
BPPTKG mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya lahar dingin dan awan panas guguran, khususnya di daerah-daerah potensi bahaya.
“Waspadai bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi serta awan panas guguran di daerah potensi bahaya. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya serta mematuhi rekomendasi,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam keterangan resminya pada Senin (9/11/24) tentang hujan deras di Gunung Merapi.
Gunung Merapi saat ini berstatus siaga (level III), dengan aktivitas vulkanik yang masih signifikan. Berdasarkan laporan pengamatan terbaru pada Minggu (8/12/2024), tercatat 154 kali guguran material dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah barat daya, meliputi Kali Bebeng dan Krasak. Aktivitas kegempaan juga cukup tinggi, termasuk 84 gempa hybrid/fase banyak dan 30 gempa vulkanik dangkal.
Cuaca di sekitar Gunung Merapi dilaporkan mendung hingga hujan dengan curah hujan harian mencapai 95 mm. Kondisi ini memperbesar potensi aliran lahar dingin yang dapat membawa material vulkanik ke wilayah sekitar sungai seperti Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Woro, dan Gendol.
BPPTKG merekomendasikan agar warga menghindari semua aktivitas di dalam zona potensi bahaya, yaitu hingga 5-7 km dari puncak Merapi pada sektor selatan-barat daya dan tenggara.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman lahar dingin, terutama saat hujan berlangsung lama, serta mewaspadai abu vulkanik akibat hujan deras di Gunung Merapi yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat.