Nasional – Gunung Merapi menunjukkan aktivitas signifikan dalam 24 jam terakhir. Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), periode pengamatan pada 27 Desember 2024 pukul 00.00-24.00 WIB mencatat adanya 21 kali guguran lava pijar.
“Teramati 21 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1600 meter,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa dalam keterangan resminya pada Sabtu (28/12/2024).
Aktivitas kegempaan Gunung Merapi terus meningkat. Selama periode pengamatan, tercatat gempa guguran 175 kejadian dengan amplitudo 3-18 mm dan durasi 44,72-184,98 detik.
Gempa hybrid/fase banyak 38 kejadian dengan amplitudo 3-21 mm dan durasi 7,79-12,87 detik. Gempa vulkanik dangkal 16 kejadian dengan amplitudo 15-30 mm dan durasi 10,21-18,29 detik.
Gempa tektonik jauh ada dua kejadian dengan durasi terpanjang mencapai 293,87 detik.
Meski aktivitas kegempaan menunjukkan intensitas tinggi, asap kawah tidak teramati pada pengamatan visual. Cuaca di sekitar Gunung Merapi terpantau berawan hingga mendung dengan suhu udara 18-25,6°C dan kelembapan mencapai 97%.
Gunung Merapi masih berada pada Level III (Siaga). Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, mencakup Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer (km).
Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara, ancaman bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km. Sungai Gendol sejauh maksimal 5 km.
“Lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” lanjutnya.
BPPTKG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya. Mewaspadai bahaya lahar dan awan panas, terutama saat hujan. Warga juga diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi dan tetap memantau informasi resmi dari pihak berwenang terkait aktivitas Gunung Merapi.