Nasional – Penyakit mulut dan kuku atau PMK kian meluas di Jember, Jawa Timur. Dari ratusan sapi yang terserang virus tersebut, puluhan di antaranya mati.
Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, ada dua ekor sapi yang terpapar PMK milik warga Dusun Gumuk Jati, Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, dilaporkan mati dalam dua hari terakhir.
Sebelum mengalami kematian, menurut pemilik sapi, mereka telah melakukan upaya pengobatan secara intensif. Namun, tidak membuahkan hasil.
Hal itu membuat sejumlah pemilik sapi di dusun tersebut menjadi resah. Rata-rata mereka terpaksa menjual ternak kesayangan mereka dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan harga normal.
“Di sini sudah banyak yang habis, ada tiga hingga empat ekor dijual semua, mereka takut malah sapinya mati. Daripada tidai dapat apa-apa mending kata mereka dijual. Kemarin itu harganya agak gemuk itu kisaran Rp 10 juta, kalau normal itu biasanya bisa Rp 15 juta keatas” ujar Sudarsono, salah satu pemilik sapi warga Dusun Gumuk Jati, Selasa (7/1/2025) siang.
Dengan meluasnya PMK di Jember yang mayoritas menyerang sapi, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan akabupaten Jember kian gencar melakukan pengobatan terhadap sapi terpapar PMK. Mereka juga melakukab vaksinasi untuk sapi yang masih sehat.
“Dua hari ini dilaporkan dua ekor sapi milik warga Dusun Gumuk Jati mati, dan mengarah kepada PMK. Sedangkan yang terjangkit di dusun ini ada sembilan ekor sapi,” kata Fahmi Galuh, dokter hewan Puskeswan Jenggawah saat terjun ke lapangan.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan atau DKPP Kabupaten Jember, sedikitnya ada 763 ekor sapi di Jember yang terpapar PMK, sedangkan jumlah kematian mencapai 61 ekor. Sebanyak 42 ekor telah sembuh selama Desember 2024 hingga Januari 2025. Vaksinasi telah mencapai 4.032 ekor sapi seluruh Kabupaten Jember.