Nasional – Penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap sapi berdampak dengan ditutupnya seluruh pasar hewan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Harga sapi juga terjun bebas karena PMK.
Dari pengamatan Beritasatu.com, penutupan terjadi di Pasar Pahing di Kecamatan Jetis. Namun, sejumlah pedagang hewan masih banyak yang belum mengetahui sosialisasi penutupan pasar hewan tersebut. Akibatnya, ada beberapa pedagang sapi yang terlanjur membawa sapi ke pasar. Banyak pedagang kambing justru memilih berjualan di pinggir jalan imbas dari ditutupnya pasar.
Salah satu pedagang sapi, Suyadi, mengatakan, ia terlanjur datang ke pasar hewan karena tidak mengetahui jika pasar sedang ditutup. Ia pun hanya bisa menunggu di depan pasar sembari menunggu jika ada pembeli yang mau membeli sapi dagangannya.
“Sampai sini ternyata pasar tutup, tidak tahu kalau ditutup, saya kan orang kampung. Ini bawa satu ekor satu,” kata Suyadi.
Suyadi takut dengan virus PMK di Ponorogo sehingga buru-buru menjual sapi miliknya. Namun sayang, dengan kondisi penyebaran virus PMK seperti sekarang ini, sapi miliknya ditawar murah, bahkan turun hingga 50 persen.
“Kalau pasar ditutup mau kerja apa, kan susah kalau pasar ditutup. Harga sapi saja saat ini turun 50 persen, ini biasanya Rp 16 juta, hanya ditawar Rp 8 juta, padahal kondisi sapi sehat,” ungkap Suyadi.
Di bagian pasar kambing, sejumlah pedagang tetap nekat menjual kambing meskipun pasar ditutup akibat merebaknya PMK di Ponorogo. Mereka menggelar dagangan kambingnya di pinggir jalan untuk melakukan proses jual beli kambing.
“Imbas PMK ini pasar ditutup, harganya juga turun drastis, biasanya Rp 2 juta, kini hanya Rp 1,7 juta, turun sampai Rp 300.000,” ujar pedagang kambing Hermanto.
Kabid Perdagangan Dinas Perdagkum Kabupaten Ponorogo Okta Hariadi menuturkan, penutupan pasar mulai 8 Januari hingga 21 Januari 2025. Tidak hanya satu pasar hewan, tetapi seluruh pasar hewan yang di Kabupaten Ponorogo kini ditutup untuk penyebaran virus PMK.
“Untuk masih banyak pedagang yang nekat berjualan karena memang susah juga untuk melarangnya, karena memang sudah terlanjur datang ke pasar sehingga berjualan di pinggir jalan,” tutur Okta.
Data Dinas Pertanian, Peternakan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo, populasi sapi di Ponorogo mencapai 68.000 ekor. Dari angka itu, 346 di antaranya terjangkit PMK, tujuh ekor sapi, tiga ekor potong paksa. Namun, 25 di antaranya dinyatakan sembuh dari PMK.