
Nasional – Musim angin kencang disertai ombak tinggi yang melanda pesisir Pantai Pancer, Kecamatan Puger, Jember, membuat ratusan nelayan gigit jari. Mereka memilih untuk tidak melaut karena jika memaksa melaut sangat berisiko tinggi bagi keselamatannya.
Akibatnya, pasokan ikan segar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger menurun drastis, dan harga ikan pun melonjak naik.
Pantauan pada Sabtu (8/2/2025 pagi), ratusan perahu tradisional nelayan Pantai Pancer hanya terparkir di sepanjang bantaran Sungai Bedadung. Para nelayan memilih untuk memperbaiki perahu atau hanya beraktivitas di sekitar pesisir pantai, sambil menunggu angin kencang berlalu.
“Kami tidak berani melaut karena angin kencang dan gelombang tinggi. Ketinggian gelombang bisa mencapai 2,6 meter dengan kecepatan angin 32 knot. Ini sangat berbahaya bagi perahu kami,” ujar Arik Setiawan, seorang nelayan Pantai Pancer kepada Beritasatu.com terkait gelombang tinggi di Jember.
Menurutnya, musim angin kencang ini sudah berlangsung sejak tiga hari lalu dan diperkirakan akan berlangsung hingga sepekan ke depan. “Ya mau bagaimana lagi. Daripada memaksa mencari ikan yang berisiko tinggi. Kita menunggu lah sampai angin kencang berlalu,” imbuh Arik.
Gelombang ekstrem berupa gelombang tinggi di Jember ini mengakibatkan pasokan ikan segar di TPI Puger turun drastis. Pedagang ikan pun harus mendatangkan ikan dari luar kota dengan harga yang lebih tinggi.
Menurut Hayati salah satu pedagang Ikan harga ikan tongkol yang biasanya Rp 20.000 per kilogram sekarang menjadi Rp 25.000. Ikan tuna naik dari Rp 20.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram.
“Kepiting dari Rp 65.000 menjadi Rp 80 .000 per kilogram, dan cumi dari Rp 25.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram,” katanya di TPI Puger.
Sebagian besar pedagang ikan segar memilih untuk menutup lapak dagangannya karena kesulitan mendapatkan pasokan dari nelayan. Jika pun mendatangkan dari luar kota, harga ikan dipastikan akan lebih mahal dan sulit dijual kembali.
Kondisi ini tentu sangat merugikan para nelayan dan pedagang ikan. Masyarakat pun harus menerima dampak kenaikan harga ikan akibat gelombang tinggi Jember ini. Diharapkan, cuaca ekstrem ini segera berlalu agar aktivitas nelayan dapat kembali normal dan harga ikan kembali stabil.