
Nasional – Gelombang laut mencapai tiga meter akibat cuaca buruk sejak beberapa hari terakhir. Hasilnya, nelayan di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat batal mencari ikan demi keselamatan.
Hujan deras disertai angin kencang masih sering terjadi di wilayah ini mengakibatkan gelombang tinggi yang mengancam keselamatan para nelayan. Ratusan nelayan yang ada di pesisir pantai di Kabupaten Polewali Mandar enggan melaut, lantaran khawatir dengan cuaca ekstrem.
Gelombang laut dapat meluap hingga ke dermaga dengan ketinggian mencapai sekitar satu hingga tiga meter.
Saat cuaca buruk para nelayan di wilayah ini berjaga-jaga di sekitar perahu, mereka menyangga perahu bahkan mengangkat perahunya ke dataran yang lebih tinggi agar perahu mereka tidak terseret ombak.
Mereka khawatir ganasnya ombak bisa merusak perahu nelayan terutama saat gelombang tinggi melanda pada malam hari.
Salah seorang Nelayan, Sahabuddin, mengatakan, saat cuaca buruk terjadi sedang berada di tengah laut untuk menghindari hal yang tidak diinginkan sehingga ia memutuskan untuk pulang.
“Tadi saya melaut, tetapi meliat angin kencang dan awan mulai gelap makanya saya pulang, ketinggian ombak sampai 1,5 meter. Saya langsung pulang karena gelombang tinggi, apalagi perahu saya kecil saya takut kalau dihantam ombak perahu saya terbalik,” kata Sahabuddin kepada awak media, Sabtu (8/2/2025).
Menurutnya, ketinggian gelombang di wilayah tersebut bervariasi, kecepatan angin sangat mempengaruhi tinggi gelombang.
“Ketinggian gelombang itu tergantung kencangnya angin semakin kencang semakin tinggi gelombang biasanya mencapai tiga meter,” tambahnya.
Ia menjelaskan, kondisi cuaca buruk ini sudah terjadi selama dua hari, akibatnya hasil tangkapan ikan nelayan menjadi berkurang.
“Sudah ada dua hari cuaca begini, sangat memengaruhi hasil tangkap nelayan, biasanya kalau begini kurang tangkapan, karena kita hanya beberapa meter saja dari bibir pantai untuk mencari ikan,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, ia terpaksa harus bekerja serabutan, sembari menunggu kondisi cuaca normal kembali.
“Kalau tidak melaut kita perbaiki perahu atau alat tangkap ikan, terkadang juga kita ikut sama orang untuk kerja serabutan, terpaksa kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,” jelasnya.