
Nasional – Akibat curah hujan tinggi serta adanya air kiriman dari wilayah hulu pada aliran Kali Cikarang mengakibatkan tanggul jebol, dan berdampak ratusan rumah di perumahan The Arthera Hill, Desa Jayasampurna, Kecamatan Serangbaru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terendam banjir.
Menurut Yudha salah satu relawan yang membantu mengevakuasi warga yang terjebak banjir mengatakan, pihaknya telah melakukan proses evakuasi sejak pukul 04.00 WIB dini hari tadi, dengan mengerahkan satu unit perahu karet.
“Untuk proses evakuasi kita berlangsung dari pukul 04.00 WIB tadi pagi, sampai saat ini masih proses evakuasi,” jelas Yudha saat ditemui di lokasi banjir, Selasa (4/3/2025).
Lebih lanjut, kata Yudha, air mulai naik saat warga tengah melaksanakan sahur, tiba-tiba air di aliran Kali Cikarang meluap sehingga membuat tiga tanggul di perumahan tersebut jebol karena tidak kuat menahan derasnya debit air.
‘Sejak pukul 4.00 WIB pagi tadi kita melakukan evakuasi karena peningkatan ketinggian air secara drastis karena oleh tiga tanggul yang jebol, hingga dalam hitungan 2 jam saja air meningkat hingga 170 cm,” ujarnya terkait banjir di Bekasi.
Yudha mengaku, proses evakuasi terkendala minimnya peralatan evakuasi seperti perahu karet, serta deras air menjadi penghalang dalam proses evakuasi. Yudha menyebut, jebolnya tanggul tersebut dengan lebar 20 meter sehingga mengakibatkan derasnya arus air.
“Kami kesulitan mengevakuasi warga karena peralatan terbatas. Kondisi arus juga sedikit jadi penghalang. Tanggul yang jebol juga menyebabkan arus yang cukup deras dan kenaikan debit air yang signifikan,” ungkapnya.
“Proses evakuasi kami prioritaskan bagi ibu-ibu, lansia, dan anak-anak balita dan bayi,” lanjutnya.
Saat ini, kata Yudha pihaknya masih terus melakukan evakuasi bagi warga yang masih terjebak banjir di perumahan. “Kurang lebih sejauh ini sudah ada untuk yang tadi saya sebutkan sudah 50 orang, dan masih ada beberapa yang terjebak, sementara sebelumnya juga warga sudah melakukan evakuasi mandiri,” tutupnya terkait banjir bekasi.
Tercatat di lokasi tersebut ada sebanyak 300 rumah yang dihuni oleh 500 jiwa yang terdampak dari banjir. Untuk sementara sebagian warga memilih mengungsi di musala dan di kantor pemasaran perumahan tersebut.