
Nasional – Aktivitas guguran lava Gunung Merapi kembali meningkat. Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), dalam periode pengamatan 27 April 2025 pukul 06.00–12.00 WIB, tercatat 21 kali guguran lava ke arah barat daya.
“Teramati 21 kali guguran lava ke arah barat daya Kali Bebeng, Kali Krasak dan Kali Putih, dengan jarak luncur maksimum 1.900 meter,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam keterangan resminya pada Minggu (27/4/25).
Secara visual, Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tampak jelas dengan kabut tipis. Asap kawah berwarna putih dengan tekanan lemah menjulang setinggi 50 meter di atas puncak.
Dalam periode yang sama, aktivitas kegempaan Merapi juga terbilang signifikan. Tercatat 33 kali gempa guguran dengan amplitudo 2–19 mm dan durasi 37,81–184,3 detik.
Selain itu, terdeteksi 29 kali gempa hybrid/fase banyak, yang mengindikasikan suplai magma ke permukaan masih berlangsung.
Saat ini, Gunung Merapi berada di tingkat aktivitas Level III (Siaga). BPPTKG memperingatkan potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas guguran (APG) di sektor selatan–barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak dan Bebeng sejauh maksimal 7 km.
“Di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol hingga 5 km dari puncak,” lanjutnya.
BPPTKG juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah potensi bahaya.
Masyarakat diminta mewaspadai ancaman lahar dan awan panas guguran, terutama saat turun hujan di kawasan Gunung Merapi, serta mengantisipasi kemungkinan gangguan akibat abu vulkanik dari aktivitas erupsi.
Bila terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas vulkanik, tingkat status Merapi akan segera ditinjau kembali.
BPPTKG terus melakukan pemantauan intensif terhadap perkembangan aktivitas Gunung Merapi dan mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang, tetapi selalu waspada terhadap potensi bencana.