
Nasional – Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten, Jawa Tengah, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya.
Pada Minggu (27/4/2025), Gunung Merapi tercatat meluncurkan guguran lava sebanyak 21 kali ke arah barat daya, tepatnya ke Kali Bebeng, Kali Krasak, dan Kali Sat/Putih dengan jarak luncur maksimal 1.900 meter.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan, Merapi juga meluncurkan guguran lava sebanyak dua kali pada Sabtu (26/4/2025).
Guguran pertama meluncur 17 kali dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter. Sementara itu, guguran kedua terjadi 39 kali dengan jarak luncur maksimum mencapai 2.000 meter.
Gunung Merapi saat ini masih berada pada status Siaga Level 3. BPPTKG mengingatkan adanya potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas, terutama pada sektor selatan-barat daya.
Wilayah tersebut meliputi, Sungai Boyong (maksimal 5 kilometer/km), Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (maksimal 7 km), sedangkan sektor tenggara meliputi Sungai Woro (maksimal 3 km), dan Sungai Gendol (maksimal 5 km).
Lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif juga diprediksi dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Merapi. Menurut data pemantauan, suplai magma masih berlangsung, yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di kawasan tersebut.
Oleh karena itu, warga yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana (KRB) 3, seperti Desa Klakah, Jrakah, dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Boyolali, diminta untuk selalu waspada.
Kepala Pelaksana BPBD Boyolali Suratno mengimbau agar warga di KRB 3 berhati-hati terhadap potensi guguran lava yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Ia juga menegaskan agar warga di KRB 3 menghindari aktivitas di sungai yang berhulu di Gunung Merapi saat hujan lebat terjadi.
“Kami mengimbau kepada warga di KRB 3 untuk tidak melakukan aktivitas di sungai hulu Gunung Merapi saat hujan lebat, demi keselamatan bersama,” pungkasnya.