
Nasional – Direktur RS Pertamina Cirebon, Hendry Suryono, angkat bicara terkait dugaan kasus perawat perkosa pasien yang dilakukan oleh oknum perawat di lingkungan rumah sakit tersebut.
“Menanggapi pemberitaan mengenai dugaan kasus yang melibatkan seorang perawat dan pasien di RS Pertamina Cirebon, kami menyampaikan beberapa hal,” ujar Hendry dalam pernyataan tertulis yang diterima Beritasatu.com, Minggu (11/5/2025).
Pihak rumah sakit menyatakan memahami serta menghargai perhatian dan keprihatinan publik terhadap peristiwa ini. RS Pertamina Cirebon, menurut Hendry, selalu menjunjung tinggi keselamatan pasien, serta berpegang teguh pada integritas dan akuntabilitas dalam menjalankan pelayanan kesehatan sesuai dengan hospital bylaws.
Saat ini, proses penyelidikan masih berlangsung di ranah penegakan hukum. RS Pertamina Cirebon menyatakan mendukung penuh langkah aparat kepolisian dan akan bekerja sama secara proaktif guna menegakkan kebenaran dan keadilan bagi seluruh pihak.
“Perlu kami sampaikan bahwa tenaga perawat yang dimaksud sudah tidak lagi bekerja di RS Pertamina Cirebon terhitung sejak 30 April 2025,” tegas Hendry.
RS Pertamina Cirebon juga memastikan korban dan keluarganya mendapat pendampingan psikologis serta bantuan hukum yang diperlukan. Proses ini tetap menjunjung tinggi prinsip kerahasiaan dan perlindungan terhadap privasi korban.
“Pelayanan kesehatan di RS Pertamina Cirebon tetap berjalan normal. Pihak rumah sakit berkomitmen menjaga mutu layanan serta memberikan kenyamanan kepada seluruh pasien dan keluarga,” tambahnya.
Terakhir, Hendry menyerukan kepada seluruh pihak agar menghormati proses hukum yang sedang berjalan dengan menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, demi mewujudkan keadilan yang menyeluruh dan berimbang.
Diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian tengah menyelidiki dugaan pemerkosaan terhadap pasien perempuan berinisial S (16) oleh seorang perawat di Rumah Sakit (RS) Pertamina Cirebon, Jawa Barat. Saat ini, penyidik masih mengumpulkan alat bukti dan keterangan dari para saksi.
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk dari pihak rumah sakit, rekan kerja pelaku, serta keluarga korban. Rencananya, empat saksi tambahan akan segera dipanggil guna melengkapi penyelidikan.
Kasus perawat perkosa pasien ini mencuat ke publik setelah ibu korban, NS (38), membuat unggahan di media sosial Facebook. Dalam postingannya yang viral, ia mengungkapkan bahwa anaknya dilecehkan oleh perawat saat menjalani perawatan karena tuberkulosis (TBC) pada Desember 2024.
Korban, yang disebut mengalami keterbelakangan mental atau berkebutuhan khusus, dirawat selama lima hari di ruang isolasi. Dalam pengakuannya kepada sang ibu, korban kasus perawat perkosa pasien itu mengaku telah dilecehkan sebanyak tiga kali—satu kali pada malam hari dan dua kali saat siang hari, semuanya terjadi saat ia berada sendirian di ruangan tersebut.