
Berita Bola – Napoli kembali menaklukkan Italia dan merebut gelar Serie A keempat dalam sejarah klub. Scudetto ini terasa spesial karena menjadi yang pertama di bawah komando Antonio Conte. Di musim perdananya, sang pelatih langsung membawa warna baru bagi tim asal Italia Selatan.
Bukan hanya nama Conte yang jadi pembicaraan, tapi juga para pemain yang tampil luar biasa sepanjang musim. Beberapa nama bahkan mencuri perhatian berkat kontribusi besar di momen-momen penting. Dari pemain lama hingga rekrutan anyar, mereka bahu-membahu menuju puncak klasemen.
Gelar ini bukan sekadar tentang angka dan statistik, tapi juga tentang karakter dan perjalanan. Dilansir AFP Sports, inilah para sosok yang menjelma jadi fondasi kesuksesan Napoli musim ini.
Romelu Lukaku kembali menemukan versi terbaik dirinya di bawah bimbingan Antonio Conte. Setelah sukses di Inter, dia kini menjadi tumpuan Napoli di usia 32 tahun. Perannya tidak lagi semata pencetak gol, tetapi juga pemantul dan pembuka ruang.
Musim ini, Lukaku mencatat 14 gol dan 10 assist di Serie A. Dia menjadi penghubung antarlini, menciptakan peluang bagi rekan-rekannya. Gaya mainnya lebih dewasa dan terukur dibandingkan sebelumnya.
Kehadiran Lukaku menambal absennya Osimhen yang dipinjamkan ke Galatasaray. Napoli tetap tajam di depan dan Lukaku menjadi alasan utamanya.
Didatangkan dari Manchester United pada detik-detik akhir bursa transfer, McTominay langsung memberi dampak. Dia cepat nyetel dengan Napoli dan gaya bermain Serie A. Energinya di lapangan langsung jadi bahan pembicaraan.
Dengan torehan 12 gol, ini adalah musim terbaik dalam kariernya. Dia tampil penuh semangat dan dicintai para tifosi, yang memberinya julukan “McFratm” atau “McBro.” Julukan itu menggambarkan betapa dia menyatu dengan kota Naples.
Bukan cuma di lapangan, McTominay juga menikmati kehidupan di luar stadion. Dia bahkan sempat memuji tomat lokal, camilan favoritnya.
Giacomo Raspadori tak sering masuk starting eleven, tapi selalu siap memberi kejutan dari bangku cadangan. Kontribusinya makin terasa setelah kepergian Kvaratskhelia ke PSG. Sejak pertengahan Februari, perannya dalam tim meningkat drastis.
Dia hanya 10 kali menjadi starter musim ini, tapi mampu mencetak lima gol dan satu assist. Koneksi dengan Lukaku terbentuk di momen-momen penting. Ketajamannya hadir saat Napoli sangat membutuhkannya.
Conte menggunakan Raspadori seperti kartu as di tangan. Setiap kali dipanggil, dia menjawab dengan performa yang menentukan.
Musim lalu, Anguissa sempat jadi simbol kegagalan Napoli. Musim ini, gelandang asal Kamerun itu menjelma sebagai pilar utama. Bersama McTominay dan Lobotka, dia membentuk lini tengah yang kokoh dan agresif.
Enam gol dan empat assist menjadi rekor terbaik dalam kariernya. Salah satu momennya yang paling dikenang adalah gol ke gawang Juventus yang krusial. Dia hampir tak pernah absen sepanjang musim.
Konsistensi dan determinasi Anguissa membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin. Dari keterpurukan, dia bangkit dan membawa Napoli kembali ke singgasana Serie A.