
Nasional – Seekor buaya muara sepanjang sekitar 4 meter muncul di aliran sungai yang menjadi batas antara dua desa di Kabupaten Lampung Timur, Lampung. Kemunculan reptil besar ini menghebohkan sekaligus membuat warga resah karena dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan masyarakat.
Menurut keterangan warga, buaya tersebut terlihat beberapa malam berturut-turut di Sungai Way Jepara–Kuala Penet, tepatnya di bawah jembatan yang menghubungkan Desa Braja Gemilang dan Desa Braja Dewa, Kecamatan Way Jepara. Karena lokasi kemunculannya berdekatan dengan permukiman warga, kekhawatiran pun meningkat.
Pada Kamis (17/4/2025), aparat Desa Braja Dewa mengajukan permintaan bantuan kepada komunitas pencinta reptil untuk menangkap buaya tersebut demi mencegah potensi serangan terhadap warga.
Proses penangkapan buaya raksasa di Lampung Timur dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung, anggota TNI, komunitas reptil, dan warga dari dua desa. Aksi penangkapan ini pun menyedot perhatian warga yang ingin menyaksikan secara langsung.
Penangkapan buaya muara ini dilakukan menggunakan jebakan berisi dua ekor ayam hidup dan darah sapi sebagai umpan untuk memancing buaya keluar dari persembunyiannya.
Rizky, salah satu anggota komunitas pencinta reptil menjelaskan buaya muara lebih aktif pada malam hari, sedangkan pada siang hari mereka cenderung bersembunyi di dalam air, terutama apabila suasana ramai.
“Buaya lebih aktif saat malam, terutama jika sedang lapar. Karena itu, proses penangkapan harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan,” ujarnya.
Dari hasil pengamatan jejak di sekitar lokasi, Rizky menduga buaya yang muncul di kawasan tersebut kemungkinan lebih dari satu ekor. “Melihat jejak kakinya, sepertinya ada lebih dari satu buaya di sini,” ungkapnya.
Setelah beberapa jam jebakan dipasang, penangkapan buaya muara raksasa di Lampung Timur sepanjang 4 meter itu akhirnya berhasil ditangkap pada malam hari. Petugas dari BKSDA Lampung kemudian mengevakuasi buaya tersebut untuk dipindahkan ke habitatnya di kawasan Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur.