
Nasional – Sekolah Dasar Negeri (SDN) Utan Jaya di Cipayung, Depok, kembali digembok oleh pihak yang mengaku sebagai ahli waris lahan. Akibatnya, para siswa terpaksa menjalani pembelajaran dari rumah (PDR) sejak Rabu (7/5/2025) tanpa kepastian kapan proses belajar mengajar akan kembali normal.
Salah satu orang tua murid, Erni, mengaku dua anaknya yang duduk di kelas 4 dan 5 tidak bisa masuk sekolah karena pagar digembok sejak pagi. Kondisi ini, menurutnya, bukan kali pertama terjadi.
“Sudah dua kali begini selama anak saya sekolah di sana. Namun, kali ini lebih parah, tidak ada penjelasan apa-apa dari sekolah,” ujarnya saat ditemui.
Erni menambahkan, informasi yang didapat dari grup WhatsApp wali murid hanya menyebut siswa menjalani PDR. Tidak ada penjelasan soal alasan penggembokan maupun kepastian sampai kapan situasi ini akan berlangsung.
“Katanya karena digembok. Kami orang tua bingung, tidak tahu masalah pastinya apa,” tambahnya.
Penggembokan SD Utan Jaya diduga terkait sengketa lahan yang sudah berlangsung selama puluhan tahun antara keluarga ahli waris dan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.
Keluarga ahli waris sebelumnya telah menuntut Pemkot untuk membayar kompensasi sebesar Rp 20 miliar. Alasanya, lahan dan bangunan sekolah diklaim sebagai milik mereka sejak 1990-an.
Sayangnya, hingga kini belum ada titik temu, dan pelimpahan berkas aset sekolah ke Pemkot Depok diduga masih mandek. Situasi ini membuat pihak keluarga kembali mengambil tindakan, termasuk menyegel gedung sekolah.
Erni berharap pemerintah segera turun tangan agar anak-anak bisa kembali belajar seperti biasa di sekolah. Ia khawatir pembelajaran jarak jauh tanpa perencanaan hanya akan membuat siswa tertinggal materi.
“Namanya orang tua, pasti ingin anaknya sekolah dengan tenang. Bukan belajar dari rumah karena sekolah digembok,” tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Dinas Pendidikan (Disdik) Pemkot Depok maupun terkait upaya penyelesaian konflik dan kepastian pelimpahan berkas SD Utan Jaya, Depok.