Nasional – Kekeringan terjadi di sejumlah area di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dalam beberapa bulan terakhir yang menyebabkan warga kesulitan mendapat pasokan air bersih buat kebutuhan sehari-hari. Warga mesti mengantre serta mengandalkan bantuan air bersih yang datang.
Puluhan ember dan jeriken milik warga Desa Ngadisepi, Kecamatan Gemawang berjajar mengantre menunggu kedatangan kendaraan tangki air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung pada Sabtu (21/9/2024) pagi. Begitu tangki air bersih datang, warga yang sudah lama menunggu langsung menyerbu tangki air agar mendapatkan air bersih secara gratis.
Salah seorang warga Suranti mengatakan, krisis air bersih ini dialami warga sejak dua bulan terakhir. “Sumber-sumber itu dari perhutani itu mati semua, ada satu tetpi kecil. Seperti air yang ada di sebelah itu, itukan dari atas sehingga kecil,” kata Suranti saat ditemui di lokasi pada Sabtu (21/9/2024).
Sebelum mendapatkan bantuan air bersih, warga mencari air di desa tetangga yang jaraknya jauh lebih dari dua kilometer. Krisis air bersih ini selalu terjadi di setiap musim kemarau. Dengan bantuan air ini ia sangat senang dan berterimakasih, karena dapat membantu mendapatkan pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Temanggung Totok Nur Setyanto mencatat sudah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 385.000 liter atau 77 tangki berkapasitas 5.000 liter kepada warga.
“Saat ini ada 3 sekolahan yang meminta droping air. Melihat di lokasi memang kondisi air memang berkurang,” katanya.
Hingga saat ini terdapat 16 desa di 11 kecamatan terdampak krisis air bersih. Sebelas Kecamatan itu adalah Kecamatan Bulu, Gemawang, Jumo, Kandangan, Kedu, Kranggan, Ngadirejo, Selopampang, Tembarak, Tlogomulyo, dan Kecamatan Tretep.