Nasional – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi memperlihatkan intensitas yang cukup tinggi dalam seminggu terakhir. Dalam 24 jam Gunung Merapi terpantau mengeluarkan 69 kali guguran lava serta satu kali awan panas guguran yang mengarah ke barat daya atau ke Kali Bebeng dengan jarak luncur 1.000 meter.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam pengamatan pada Jumat (20/9/2024) pukul 00.00 sampai 24.00 WIB menyatakan bahwa visual gunung terlihat jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 15 meter di atas puncak kawah.
“Teramati 63 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng (Barat daya) dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter dan 1 kali Awan Panas Guguran ke arah Barat daya dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter,” kata BPPTKG dalam keterangan resminya.
BPPTKG menyebut potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
“Untuk itu masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” lanjutnya.
Masyarakat juga diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.