
Nasional – Tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mengakibatkan sungai di Desa Baturagung jebol pada Selasa (21/1/2025). Tiga titik tanggul yang jebol membuat puluhan rumah di permukiman tersebut hanyut dan tersapu derasnya air bah dari hulu yang mengalir ke area perumahan warga.
Berdasarkan pantauan Beritasatu.com pada Kamis (23/1/2025), kondisi permukiman di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, porak-poranda, dengan jalanan yang masih dipenuhi material lumpur. Sejumlah relawan dari TNI/Polri dan organisasi kemanusiaan sedang bekerja keras di lokasi untuk membantu warga serta memperbaiki tanggul yang jebol.
Arif Nurdin, relawan dari ASAR Humanity Semarang, mengatakan Desa Baturagung menjadi salah satu titik terparah terdampak banjir. Tiga titik tanggul yang jebol menyebabkan lima rumah roboh, 15 rumah hanyut, dan 50 rumah rusak parah.
“Sekitar 20 rumah hilang terbawa arus. Rumah yang terbuat dari tembok pun rusak berat,” ungkap Arif.
Hingga saat ini, tim relawan masih berjuang dengan alat berat untuk membersihkan sisa lumpur, menyemprot endapan lumpur, serta mengevakuasi barang-barang milik warga yang terseret banjir, seperti motor, barang elektronik, dan barang berharga lainnya.
Salah seorang korban banjir, Suhari, mengungkapkan rumahnya telah hilang terbawa arus. Selain rumahnya, sejumlah rumah kerabatnya juga hanyut. Sebelum tanggul jebol, warga sempat melakukan gotong-royong untuk memperbaiki tanggul, namun tak lama kemudian tanggul jebol dan air dengan cepat menyapu permukiman.
“Rumah saya hilang semuanya. Saya hanya bisa berlari mencari tempat aman, memegang kayu bersama anak dan cucu,” kata Suhari saat ditemui di pengungsian di Balai Desa Baturagung.
Hingga kini, lebih dari 200 jiwa mengungsi di balai desa setempat akibat rumah mereka yang hancur dan hanyut terbawa banjir. Meskipun banjir di wilayah tersebut sudah mulai surut, kondisi permukiman dan jalan akses warga masih tertutup lumpur setinggi lutut orang dewasa, yang mempersulit warga untuk kembali ke rumah mereka.
Meskipun air banjir di beberapa wilayah telah surut, debit air sungai Lusi dan Serang yang masih tinggi membuat banjir terus menggenangi perkotaan Grobogan. BPBD Grobogan mencatat bencana banjir ini berdampak pada 94 desa di 14 kecamatan.