
Nasional – Banjir akibat limpasan Sungai Wulan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus meluas hingga merendam tujuh desa. Kondisi ini menyebabkan lebih dari seribu warga di Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, terisolir dengan ketinggian banjir mencapai satu meter lebih.
Untuk keluar-masuk desa, warga mengandalkan perahu bantuan dari BPBD dan swadaya masyarakat. Warga di Dukuh Karangturi hanya memiliki satu akses untuk beraktivitas, yaitu menggunakan perahu. Sejak pagi hingga sore hari, perahu menjadi rebutan warga yang hendak berangkat atau pulang kerja.
Salah seorang warga, Sari Ningsih mengatakan sudah dua hari banjir merendam desanya. Dengan ketinggian air yang mencapai sekitar 1 meter, perahu menjadi satu-satunya alat transportasi.
“Kalau tidak ada perahu, ya harus menerjang banjir yang sudah 1 meter. Ini jalan satu-satunya, semua jalur lain juga terendam banjir,” ungkap Sari kepada Beritasatu.com, Jumat (24/1/2025) sore.
Camat Kaliwungu Satria Agus Himawan menyampaikan, pihaknya sudah menyediakan tiga perahu bantuan dari BPBD serta beberapa perahu milik warga untuk membantu akses masyarakat.
“Akses keluar-masuk memang sulit, tetapi kami sudah menyiapkan tiga perahu dari BPBD dan beberapa perahu swadaya masyarakat,” jelas Satria.
Satria mengungkapkan, banjir ini disebabkan oleh limpasan Sungai Wulan yang kini merendam tujuh desa di Kecamatan Kaliwungu, yakni Desa Setrokalangan, Kedungdowo, Banget, Garung Kidul, Blimbing Kidul, Gamong, dan Pasuruhan Lor.
Pemerintah setempat melalui BPBD Kudus telah mendirikan posko kebencanaan, posko pengungsian, dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak banjir di Kudus.
Banjir di Kudus ini diperkirakan masih berlanjut karena tingginya curah hujan di daerah hulu Sungai Wulan. Warga diimbau untuk tetap waspada dan memanfaatkan posko pengungsian yang telah disediakan.