
Nasional – Subpangkalan di Kota Semarang, Jawa Tengah, menyambut positif distribusi elpiji 3 kg yang kembali normal.
Normalnya kembali distribusi elpiji 3 kg disambut ceria Ahmad, seorang pemilik toko sembako yang juga menjadi subpangkalan elipiji 3 kg di daerah Kota Lama, Semarang Utara, Jawa Tengah.
Ia mengaku distribusi elpiji 3 kg sudah kembali lancar sejak Selasa lalu. Pangkalan sudah kembali mengirim ke para subpangkalan seperti biasa, termasuk ke tokonya. “Beberapa hari ini, alhamdulillah, sudah lancar,” katanya, Kamis (6/2/2025).
Ia mengaku menjual elpiji 3 kg ke warga dengan harga Rp 21.000 per tabung. Dalam satu pekan, ia mendapat kiriman gas melon dari pangkalan sebanyak tiga kali, yakni 60 tabung setiap kali kirim. Bahkan dalam sepekan, Ahmad mendapat 180 tabung gas melon dari pangkalan.
Ahmad sepakat dengan rencana pemerintah untuk mengubah status pengecer menjadi subpangkalan, agar kepastian harga murah elpiji 3 kg untuk warga tetap terjamin dan penjual seperti dirinya tetap bisa berjualan gas melon.
“Setuju saya (jadi subpangkalan) asal barangnya tidak langka lagi dan kita bisa tetap jualan gas seperti biasanya. Kalau kebijakannya baik kita masyarakat pasti mendukung,” katanya.
Rumini, seorang penjual gas melon eceran di Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara, mengatakan, saat ini distribusi elpiji 3 kg sudah mulai lancar di pangkalan.
“Walau kemarin ada kendala, satu hingga dua hari saja. Sekarang kondisi sudah baik dan normal kembali,” jelasnya.
Ditanya terkait aturan baru dari pemerintah, ia sangat setuju, karena gas yang sudah disubsidi oleh negara untuk rakyat Indonesia. Namun, di sisi lain Rumini juga sepakat jika status pengecer diubah menjadi subpangkalan dan memiliki harga tetap agar tidak terlalu mahal untuk rakyat.
Dikatakan, elpiji 3 kg merupakan gas subsidi yang digunakan untuk rumah tangga dan UMKM. “Aturan kemarin kan memang untuk tepat sasaran sampai ke rakyat. Cuma karena kemarin dengar-dengar, ada yang jual sampai harga Rp 25.000-Rp 28.000 itu mungkin dari pihak pengecer, saya lebih setuju jika harga dari pengecer disamakan,” katanya.
Rumini mengaku menjual tabung gas melon seharga Rp 21.000. Dalam satu pekan, ia menerima satu kali pengiriman gas melon dari pangakalan sebanyak 40 tabung.
Distribusi elpiji 3 kg dari pangkalan ke pengecer atau yang saat ini disebut subpangkalan kembali normal. Hal itu setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyempurnakan tata kelola penjualan gas melon tersebut dengan mengubah status pengecer menjadi subpangkalan per Selasa (4/2/2024).