
Nasional – Banjir yang melanda Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang, terus meluas dan merendam dua desa. Debit air yang mencapai 1,5 meter membuat relawan gabungan bekerja keras untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir.
Banjir semakin meluas di Desa Ringinkidul, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan. Genangan air yang terus meningkat merendam permukiman warga. Sejumlah relawan gabungan yang diterjunkan terus berusaha mengevakuasi warga menggunakan perahu karet bermesin karena derasnya arus yang menerjang rumah-rumah warga.
Sujari, salah satu warga, mengungkapkan debit air terus meningkat, hingga rumahnya terendam hingga setinggi perut orang dewasa. Dia terpaksa mengungsi ke warung miliknya yang terletak di luar desa, yang dianggap lebih aman dari banjir.
“Air sudah mencapai seperut lebih di rumah. Banjir semakin besar, semakin meluas. Banyak warga yang juga mengungsi ke tempat yang lebih aman,” kata Sujari saat hendak mengungsi, Minggu (9/3/2025).
Kasi Kedaruratan Bencana BPBD Kabupaten Grobogan Masrichan menjelaskan, evakuasi telah dilakukan sejak siang hari ke masjid. Namun karena debit air terus meningkat, masjid pun ikut terendam dan warga terpaksa dipindahkan ke gereja.
Genangan banjir yang mencapai ketinggian 1,5 meter tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga merusak fasilitas umum seperti sekolah dan pusat kesehatan.
“Pada sore hari ini, banjir melanda dua desa, yakni Desa Baturagung dan Desa Ringinkidul. Wilayah yang paling parah terendam berada di Desa Ringinkidul. Evakuasi warga masih berlangsung,” jelasnya.
Masrichan menambahkan, saat ini timnya masih melakukan penilaian dampak bencana. Sementara itu, data sementara menunjukkan bahwa lebih dari 734 kepala keluarga atau sekitar 2.000 jiwa terdampak bencana ini.
Sejumlah warga mengungsi ke gereja dan masjid, sementara yang lain berlindung di rumah kerabat atau keluarga yang aman dari banjir.
Hujan dengan intensitas tinggi serta longsoran tanggul sepanjang 30 meter membuat banjir terus meluap ke permukiman, memperburuk keadaan di Grobongan, Jawa Tengah.