
Nasional – Korban tewas insiden kolam air pesantren Gontor 5 Magelang, Jawa Tengah yang roboh terus bertamnbah. Semula korban meninggal dunia dilaporkan satu santri. Kini hingga Jumat, 25 April 2025 malam dikutip dari situs BPPD Magelang, jumlah korban meninggal dunia akibat peristiwa tersebut bertambah menjadi empat santri.
Situs yang sama menyebutkan keempat santri yang tewas dievakuasi pada waktu berbeda. Mereka adalah Wildan dari Surabaya, Reyfhan Hafidz dari Tangerang, Bima Arya dari Surabaya, dan Fadil Hanafi dari Depok.
Peristiwa tragis ini terjadi di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5, Dusun Gadingsari, Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan, sekitar pukul 10.30 WIB. Saat itu, para santri sedang bersiap mandi untuk menunaikan salat Jumat. Tanpa diduga, tandon atau kolam penampung air di belakang kamar mandi asrama tiba-tiba roboh dan menimpa sejumlah santri yang sedang mengantre.
Pengasuh Gontor 5, Imam Haryadi, menjelaskan bahwa beberapa santri sempat terjebak di bawah reruntuhan. Tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, SAR, Damkar, PMI, dan relawan segera bergerak cepat untuk mengevakuasi para korban.
“Selain korban jiwa dan luka-luka, kejadian ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan penampung air dan kamar mandi di area tersebut. Pihak pondok telah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk penanganan darurat, termasuk kaji cepat dan evakuasi korban,” tulis BPPD Magelang.
Di tengah upaya evakuasi, Pemerintah Kabupaten Magelang mengumumkan bahwa total ada 25 santri yang menjadi korban dalam kejadian kolam air Gontor 5 roboh ini. Dari jumlah tersebut, satu dirujuk ke RS Sardjito Yogyakarta karena patah tulang, tiga orang menjalani rawat inap, satu masih dalam observasi, dan 18 lainnya menjalani rawat jalan.
Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, menyatakan bahwa seluruh biaya pengobatan para korban di RSUD Merah Putih akan ditanggung oleh pemerintah daerah. “Karena ini musibah, kami pastikan semua biaya pengobatan gratis agar keluarga korban tidak terbebani,” ujarnya saat meninjau lokasi.
Sementara itu, pencarian terhadap satu santri yang diduga masih tertimbun terus dilakukan hingga malam. Tim evakuasi masih menyisir area reruntuhan untuk memastikan tidak ada korban yang tertinggal.
Bangunan kolam air yang roboh tersebut sebelumnya berfungsi sebagai penampung air untuk kamar mandi santri. Namun karena konstruksinya tidak kuat menahan tekanan, dinding kolam ambrol dan menghantam bangunan kamar mandi yang saat itu sedang padat aktivitas.
Hingga kini, suasana duka menyelimuti Pondok Pesantren Gontor 5. Pihak pondok, pemerintah, dan masyarakat masih terus bersinergi menangani dampak dari musibah kolam air Gontor 5 roboh ini, sambil menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut dari pihak berwenang.