
Berita Bola – Ruben Amorim mengaku sudah memprediksi kesulitan yang akan dihadapi Manchester United saat melawan Brentford, Minggu (4/5/2025) malam WIB. Kekalahan 3-4 di Gtech Community Stadium menjadi bukti nyata kelemahan MU menghadapi fisik dan ancaman bola mati The Bees.
Ini menjadi kekalahan ke-16 MU di Premier League musim ini, rekor terburuk dalam sejarah klub. Meski sempat unggul lewat Mason Mount, lini belakang MU gagal menahan gempuran Brentford.
Amorim membuat banyak rotasi dengan memainkan skuad termuda ketiga sepanjang sejarah Premier League. Pergantian di babak kedua juga dilakukan untuk menyelamatkan pemain inti jelang laga penting kontra Athletic Bilbao.
Amorim mengakui timnya kesulitan menghadapi lemparan jauh dan tendangan sudut Brentford. Dua gol Kevin Schade berasal dari situasi bola mati yang gagal diantisipasi bek MU.
Brentford memang unggul secara fisik dan memanfaatkan kelemahan MU di udara. Bahkan gol pertama mereka berasal dari lemparan jauh yang berujung pada gol bunuh diri Luke Shaw.
“Kami sudah tahu tim kami akan kesulitan melawan Brentford karena kami tidak memiliki tinggi badan yang memadai,” ujar Amorim dalam konferensi pers.
“Mereka mencetak dua gol dari situasi seperti ini, bahkan ketika Matthijs (De Ligt) terjatuh karena cedera. Ini sedikit banyak mencerminkan musim kami,” tambahnya.
Amorim memainkan starting XI dengan rata-rata usia 22 tahun 270 hari, termuda ketiga sepanjang sejarah Premier League. Chido Obi menjadi pemain termuda yang pernah starter untuk MU di kompetisi ini.
Rotasi besar-besaran dilakukan untuk mengistirahatkan pemain inti jelang leg kedua semifinal Liga Europa. MU membawa modal keunggulan 3-0 dari laga pertama di markas Athletic Bilbao.
“Kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada Kamis jika Luke Shaw tidak bisa bermain. Kami bisa kesulitan karena kekurangan bek,” kata Amorim tentang pergantian pemain.
Pelatih asal Portugal itu menegaskan rotasi bukan alasan untuk kekalahan. Namun prioritas utama jelas pertandingan kontra Athletic Bilbao yang menentukan nasib MU di Eropa.
Amorim menyebut performa melawan Brentford menjadi cerminan musim MU sejauh ini. Tim sering kali menunjukkan inkonsistensi dan mudah kehilangan konsentrasi di momen penting.
Meski sempat membalas lewat gol Alejandro Garnacho dan Amad Diallo, upaya MU datang terlalu terlambat. Brentford sudah unggul cukup jauh sebelum MU bangkit.
“Di babak kedua kami sempat mendekati hasil imbang, tapi kemudian kebobolan lagi dan kehilangan konsentrasi,” jelas Amorim.
“Kami terus menekan dan mencetak dua gol, tapi waktu sudah tidak cukup untuk meraih hasil lebih baik,” pungkasnya menutup analisis pertandingan.