Nasional – Kemarau panjang menyebabkan Sungai Silugonggo yang juga dikenal sebagai Sungai Juwana, keadaannya kini mengering. Fenomena ini merupakan kondisi terparah dalam sejarah dan berdampak pada ratusan nelayan yang tidak dapat bekerja.
Di aliran Sungai Juwana yang melintasi Desa Banjarsari dan Desa Mintobasuki, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terlihat perahu-perahu nelayan yang biasanya digunakan untuk mencari ikan kini tertambat di atas tanah yang kering. Hal ini menyebabkan sekitar 400 nelayan kecil terpaksa menghentikan aktivitas mereka.
Lasno, salah seorang nelayan Sungai Juwana, mengaku sudah tiga minggu terakhir hanya bisa meratapi kondisi perahu dan sungai yang mengering. Menurutnya, kemarau kali ini adalah yang terparah. Sungai besar yang membentang dari Kudus hingga muara laut di Juwana, Pati, mengalami penyusutan, bahkan mengering di bagian selatan.
“Biasanya masih ada airnya, masih bisa bekerja. Saya sebagai nelayan sudah tiga minggu menganggur,” katanya kepada Beritasatu.com, Kamis (12/9/2024).
Akibatnya, para nelayan kehilangan sumber penghasilan dari mencari ikan dan berharap musim kemarau segera berakhir agar mereka dapat kembali bekerja seperti biasa.
Tokoh masyarakat Desa Banjarsari, Pardi menyebutkan Sungai Juwana yang kering disebabkan beberapa faktor, termasuk musim kemarau yang panjang dan operasi bendung karet di wilayah Juwana yang membatasi aliran air laut ke sungai.
Diketahui, operasi bendung karet dilakukan dengan memompa udara atau air ke dalam tubuh bendung untuk menahan aliran air. Bendung karet dapat mengembang dan mengempis untuk menaikkan dan menurunkan tinggi muka air.
Selain berdampak pada nelayan kecil, kemarau panjang yang membuat sungai mengering juga mengganggu para petani yang biasanya mengandalkan sungai untuk irigasi pertanian.
“Selama 71 tahun, baru kali ini Sungai Silugonggo kehabisan air. Ini merugikan nelayan kecil dan petani karena tidak ada air,” ujarnya.
Menurut data terbaru dari BPBD Kabupaten Pati, kemarau panjang telah memengaruhi 66 desa di sembilan kecamatan, yang mengalami krisis air bersih. Beberapa daerah bahkan hanya mengandalkan bantuan pengiriman air bersih.