
Nasional – Tragedi longsor tambang batu di Gunung Kuda, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Salah satunya adalah keluarga Nalo Sanjaya (53), warga Kelurahan Kedondong Kidul, Kecamatan Dukupuntang, yang menjadi korban ke-18 yang ditemukan pada Minggu (1/6/2025).
Airin, adik ipar almarhum Nalo Sanjaya, mengenang kakak iparnya sebagai sosok yang sangat baik bagi keluarga. “Dia sangat baik dan sebagai kakak yang baik. Enggak ada masalah, dia orangnya yang is the best deh buat keluarga,” tutur Airin dengan nada sedih.
Sebelum bekerja di Gunung Kuda, almarhum Nalo Sanjaya dikenal sebagai pekerja serabutan. Ia pernah berjualan mi ayam, cilok keliling, dan sesekali ikut proyek bangunan. Perubahan pekerjaan ini, menurut Airin, kemungkinan besar dipicu oleh kondisi keuangan.
Almarhum Nalo Sanjaya bergabung sebagai buruh di Gunung Kuda atas kemauannya sendiri. Ia melihat peluang penghasilan yang lebih baik di sana. Airin mengungkapkan, Nalo Sanjaya sudah sekitar lima tahun bekerja di tambang, dan upahnya tidak ditentukan, melainkan tergantung pada keahlian pekerja.
“Penghasilan dari berjualan mungkin sedang sepi, jadi pekerjaan di tambang batu itu dirasa bisa memberikan penghasilan yang lebih. Kakak ipar saya bekerja di tambang mungkin kurang lebih sudah lima tahun,” ungkap Airin
Almarhum Nalo Sanjaya meninggalkan seorang istri dan empat orang anak, dan salah satunya masih duduk di bangku sekolah dasar. Airin menceritakan, ada kejanggalan yang dirasakan keluarga sebelum kejadian nahas tersebut. Istri almarhum sempat mencoba bertanya kepada almarhum pada malam sebelum musibah, tetapi Nalo Sanjaya tidak memberikan respons.
“Tidak ada tanda-tanda. Istrinya sempat menanyainya sehari sebelum kejadian. Almarhum tidak merespons dengan alasan kelelahan dan langsung tidur,” lanjut Airin.
Keesokan harinya, Nalo Sanjaya berangkat kerja seperti biasa tanpa firasat buruk. Namun, sekitar pukul 10.00 WIB, Airin menerima kabar duka bahwa Nalo Sanjaya menjadi korban longsor dan dinyatakan meninggal dunia.
“Besoknya berangkat, terus sekitar pukul 10.00 atau jam 11.00 WIB, saya menerima kabar bahwa kakak saya enggak ada. Udah gitu aja,” kenang Airin.
Jenazah Nalo Sanjaya telah tiba di RSUD Arjawinangun pada pukul 11.13 WIB dan langsung menjalani proses pemulasaran oleh tim forensik. Suasana haru menyelimuti rumah sakit saat keluarga korban berdatangan untuk proses penyempurnaan jenazah.
Selain Nalo Sanjaya, pada hari yang sama, jenazah korban longsor tambang batu di Gunung Kuda juga ditemukan atas nama Wahyu Galih (26), warga Desa Cipanas, Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon, yang menjadi korban ke-19.
Saat ini, kedua jenazah sudah dalam persiapan untuk diserahkan kepada pihak keluarga guna segera dimakamkan.