
Dua kelompok pelajar SMK terlibat tawuran di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Kamis (28/8). Dua kelompok pelajar tersebut sailing serang menggunakan senjata tajam dan lempar batu, tidak Ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. SP/Joanito De Saojoao.
Nasional – Dalam upaya menekan angka tawuran dan kriminalitas di kalangan pelajar, Polres Lebak bekerja sama dengan kantor cabang dinas (KCD) pendidikan dan kebudayaan Provinsi Banten menggelar sosialisasi di SMK Muliya Hati Insani (MHI), Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten.
Acara ini dihadiri ratusan siswa dan tenaga pendidik, serta menjadi ajang edukasi mengenai bahaya perilaku menyimpang yang bisa merusak masa depan pelajar.
Kegiatan sosialisasi mendapat respons positif dari para siswa. Mereka tidak hanya menyimak materi, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam sesi dialog terbuka dengan jajaran kepolisian. Diskusi menyentuh topik penting seperti tawuran, narkoba, balap liar, dan geng motor, yang kerap menjadi jerat pelajar.
Kapolres Lebak AKBP Herfio Zaki menekankan pentingnya menjaga nama baik sekolah, keluarga, dan lingkungan.
“Generasi muda adalah harapan bangsa. Jangan kotori masa depan kalian dengan catatan kriminal hanya karena emosi sesaat atau solidaritas yang salah arah,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (1/8/2025).
Zaki menyatakan, kunjungan ke sekolah-sekolah akan dilakukan secara rutin sebagai pendekatan persuasif untuk menanamkan nilai-nilai hukum dan etika sejak dini. Menurutnya, banyak kasus tawuran bermula dari konflik kecil di media sosial, yang jika tak dicegah, bisa berujung fatal.
“Kami ingin pelajar Lebak menjadi pelajar yang membanggakan,” tambahnya.
Kepala KCD Dindikbud Wilayah Lebak Gugun Nugraha menyampaikan, keprihatinannya atas tingginya kasus kekerasan antarpelajar. Ia menegaskan, pendidikan karakter harus menjadi fondasi utama dalam sistem pendidikan.
“Sekolah harus jadi tempat yang aman dan mendidik. Semua pihak guru, orang tua, hingga masyarakat harus terlibat menciptakan suasana positif,” ungkapnya.
Gugun juga mengingatkan orang tua untuk lebih memperhatikan pergaulan anak-anak mereka di luar sekolah, karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif antara siswa, guru, aparat kepolisian, dan perwakilan dinas pendidikan.
Semua pihak sepakat menolak kekerasan di lingkungan pendidikan dan mendukung terciptanya suasana belajar yang damai, aman, dan kondusif.
“Saya yakin, jika semua pihak bersinergi, kita bisa mencegah tawuran dan menciptakan pelajar yang unggul dan bermoral di Kabupaten Lebak,” pungkasnya.