Nasional – Santri tewas gantung diri di pondok pesantren di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Berdasarkan hasil autopsi ditemukan tanda-tanda tindak kekerasan pada tubuh korban.
Dokter Forensik Biddokes Polda Sulsel Denny Mathius mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan jenazah ditemukan sejumlah tanda-tanda kekerasan. Selain itu, diduga adanya tindakan kekerasan seksual kepada korban.
“Yang pasti ada beberapa temuan dan kami duga tanda-tanda kekerasan. (Dugaan pelecahan seksual) Itu kami tetap melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur kami,” ungkapnya, Minggu (24/11/2024).
Denny menegaskan, hasil autopsi telah diserahkan kepada Polres Bantaeng demi kepentingan penyelidikan. “Fakta-fakta, beberapa temuan-temuan, kami sudah sampaikan ke penyidik. Dari temuan awal, penyidik nanti akan sinkronkan dengan apa yang kami temukan pada autopsi itu,” bebernya.
Seusai dilakukan autopsi oleh tim Forensik Biddokes Polda Sulsel, Minggu (24/11/2024), isak tangis orang tua korban langsung memecah keheningan. Ayah serta ibu korban tak kuasa menahan tangis saat melihat kondisi anak bungsunya yang terbujur kaku.
Bahkan kakak korban santri tewas juga menangis histeris saat diperbolehkan masuk untuk melihat jenazah sang adik satu-satunya itu untuk yang terakhir kalinya.
Diketahui korban santri tewas berinisial RF (14) kelas 3 pondok pesantren Madrasatul Qur’an Hasyim Asyari, Tanetea, Desa Mipa-mipa Pajukukang, Kecamatan Bantaeng. Pada Sabtu (23/11/2024), seperti dilaporkan kepada orang tuanya, korban ditemukan tewas gantung diri dalam kamar asrama.
“Tidak ada, pembinanya sembunyi semua. Penyampaiannya bilang gantung diri. Kita sempat datang ke pondok pesantren terkait dengan masalah kejadiannya, tetapi tidak ada yang kita temui di situ,” ujar Amiruddin paman korban santri tewas.
Pada Minggu (24/11/2024), autopsi selesai dilakukan dan hasilnya telah dikantongi tim penyidik Satreskrim Polres Bantaeng untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak pondok pesantren terkait penyebab kematian korban. Aparat kepolisian juga belum memberikan keterangan resmi terkait hasil autopsi dan perkembangan penyelidikan, termasuk pemeriksaan saksi-saksi.
Ponpes pun hingga kini masih dijaga ketat polisi mengantisipasi amukan keluarga korban santri tewas.