Nasional – Jenazah santri gantung diri yang diduga dibunuh di Kabupaten Banteng, Sulawesi Selatan telah menjalani autopsi.
Santri pondok pesantren di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, RF (14), ditemukan tewas gantung diri yang diduga dibunuh. Saat ini jenazahnya tengah diautopsi di Forensik Biddokes Polda Sulsel, Jalan Kumala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Dokter Forensik Biddokes Polda Sulsel, Denny Mathius yang dikonfirmasi via telepon, Senin (24/11/2024), mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan serangkaian pemeriksaan pada jenazah. Namun, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan di laboratorium. Meski begitu, ia tak memerinci kapan hasil pemeriksaan lanjutan jenezah santri gantung diri itu selesai.
Umumnya, rangkaian prosedur autopsi akan berlangsung selama 2-4 jam. Namun, hasil tes laboratorium terhadap jaringan tubuh tertentu baru dapat dilaporkan setelah beberapa hari proses autopsi dilakukan.
Hasil autopsi santri gantung diri itu akan diserahkan ke pihak penyidik Satreskrim Polres Bantaeng demi kepentingan penyelidikan. Laporan autopsi dibuat berdasarkan hasil tes laboratorium dan diberikan kepada pihak berwenang.
“Setelah autopsi di kamar jenazah, pemeriksaan dilanjutkan di laboratorium terhadap sampel yang diambil saat autopsi. Tentunya proses ini akan butuh waktu dalam penyelesaiannya, nanti hasil lengkap dan paripurna akan diserahkan ke penyidik,” ujarnya.
Denny menjelaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan pihaknya itu dilakukan pemeriksaan yang lengkap dari seluruh bagian tubuh jenazah termasuk alat kelamin. Hal itu, menurutnya, sudah menjadi prosedur pemeriksaan jenazah.
“Terkait kekerasan seksual, untuk prosedur autopsi memang hasil pemeriksaan ini juga akan dituangkan dalam laporan visum lengkap yang diserahkan ke penyidik,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan seorang santri pondok pesantren ditemukan tewas tergantung di dalam pondok dalam kondisi kaki terikat pada Sabtu (23/11/2024), di bawah kolong rumah panggung. Pihak keluarga yang mendapatkan penyampaian awal dari pihak pondok bahwa korban gantung diri menemukan beberapa kejanggalan pada tubuh jenazah almarhum.
Di antaranya tanda-tanda dugaan kekerasan seperti luka bekas cakaran pada bagian leher, serta luka benjolan pada bagian kepala. Selain itu juga ditemukan kursi rusak di sekitar jenazah almarhum saat kali pertama ditemukan tewas tergantung menggunakan sarung.
Jenazah santri tersebut telah diserahkan kepada keluarga pada Minggu (24/11/2024) untuk dimakamkan di kampung halaman, Desa Balumbung, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Pihak keluarga yang curiga adanya tindak kekerasan mengadu ke kepolisian dan meminta dilakukan autopsi terhadap jenazah santri gantung diri tersebut.