Nasional – Tim DVI Polda Jawa Tengah mengekshumasi jenazah Gamma Rizkynata Oktafansy, siswa SMKN 4 Semarang yang tewas ditembak polisi untuk kepentingan penyidikan. Makam Gamma di TPU Bangunrejo, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalan, Kabupaten Sragen dibongkar pada Jumat (29/11/2024) siang.
Ekshumasi diawali dengan membongkar makam yang sudah diporselin lalu mengangkat jenazah siswa SMK yang tewas ditembak polisi dalam usia 16 tahun itu. Sebelum makam dibongkar, terlebih dahulu dibacakan doa oleh pemuka agama.
Doa dipanjatkan agar proses ekshumasi berjalan lancar sekaligus memudahkan petugas DVI Polda Jawa Tengah mendapatkan materi pemeriksaan yang diperlukan untuk mengungkap penyebab kematian korban.
Pembongkaran makam yang dimulai pada pukul 13.00 WIB diperkirakan berlangsung satu jam. Pembongkaran dilakukan dengan memecah porselin makam. Baru kemudian jenazahnya dibuka dari kain kafan yang membungkusnya. Disediakan dua meja di sebelah makam dan ember-ember air.
Lokasi ekshumasi ditutup kain terpal warna biru dan hijau tua. Area terluar dipasang garis polisi mengelilinginya. Warga sekitar dan polisi terlihat ramai di pemakaman kampung ini.
Siman, kakek siswa SMK yang ditembak polisi itu mengaku ikhlas jenazah cucunya diangkat lagi. Keluarga menghendaki keadilan untuk remaja itu.
“Kalau pun harus dibongkar makamnya, biarlah. Ini demi memperjuangkan keadilan. Kematian cucu saya biar terungkap penyebabnya,” kata Siman.
Ia mengatakan, cucunya itu dimakamkan pada Minggu (24/11/2024) malam. Saat itu, keluarga di Sragen tak sempat membuka tubuhnya secara utuh. Mereka hanya menyaksikan wajahnya dari balutan kain kafan. Jenazah itu sudah disucikan dan dimasukkan peti. Di rumah duka di Sragen, keluarga langsung menyalatkan kemudian menguburkannya di TPU.
Siman mengaku tak tahu menahu penyebab kematian cucunya. Ia tak menerima informasi cukup dari ayahanda korban maupun pihak kepolisian.
Setahu Siman, putranya bernama Andi Prabowo sedang memperjuangkan keadilan bagi Gamma yang meninggal diduga ditembak oknum polisi.
Bagi Siman, cucunya itu sosok penurut dan pendiam. Sehingga meragukan jika cucunya itu berbuat onar sehingga membuat nyawanya melayang.
“Anaknya pendiam, penurut. Pulang ke sini saat lebaran dan libur sekolah,” katanya.
Ia berharap setelah ekshumasi, jenazah cucunya kembali dimakamkan secara layak.
Sementara itu ekshumasi bersamaan waktu upacara tujuh hari kematian Gamma. Di rumah sang kakek sedang disiapkan ubo rampe dan pengajian untuk mendiang. Rumah sang kakek siswa SMK yang tewas ditembak polisi itu tidak jauh dari tempat pemakaman korban di Dukuh Bangunrejo, Desa Saradan, Sragen.