Nasional – Jembatan Pagerluyung yang melintasi Sungai Brantas di Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ditutup dan tidak boleh dilewati sepada motor dan mobil lantaran tiang pancang retak.
Jembatan Pagerluyung merupakan penghubung dua kecamatan yakni Gedeg dan Prajuritkulon, Kota Mojokerto dan juga sebagai jalan alternatif menuju Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Tiang pancang yang menyangga jembatan itu retak setelah hujan lebat sehingga arus deras dan tanaman eceng gondok serta sampah seperti kayu tersangkut di tiang atau bawah jembatan.
Retak-retak bahkan terjadi hingga ke aspal atau struktur jembatan. Akibat jembatan ditutup di Mojokerto ini, pengendara yang hendak ke Jombang menuju Mojokerto atau sebaliknya harus memutar lebih jauh.
Jembatan beton ini dibangun pada masa kolonial. Semula difungsikan untuk perlintasan khusus lori pengangkut tebu menuju Pabrik Gula (PG) Gempolkerep. Namun, saat ini juga dimanfaatkan masyarakat umum.
“Ada beberapa pilar yang patah akibat sampah yang ada di sungai. Memang setiap tahun seperti ini kejadiannya, tetapi tahun ini tadi pagi kita masih lewat dan aktivitas dan baru diketahui dua pilar jembatan patah,” kata Humas PG Gempolkerep, Thomas Taufan, Selasa (10/12/2024).
Ia menambahkan, PG Gempolkerep menerjunkan tim untuk membersihkan tumpukan eceng gondok dan sampah di kolong jembatan.
“Kami mencoba mengurai sampah terlebih dahulu setelah itu nanti kita coba identifikasi kalau memang bisa kita lakukan perbaikan dari internal PG karena wilayah ini juga aset yang memang dirawat dan dipelihara oleh PG,” ungkapnya.
Menurut Taufan, tumpukan eceng gondok bercampur sampah dan kayu ini biasa muncul ketika musim hujan. Sampah-sampah itu merupakan kiriman dari arah barat.
“Setiap musim hujan seperti ini, sampahnya dari arah barat. Kami lebih mengantisipasi karena dua pilar yang patah ini jadi kami tidak mau ambil risiko karena ini juga bagian dari aktivitas warga yang lalu lalang itu setiap hari jadi lebih amannya kami tutup,” tegas Taufan.
Nia, seorang pengendara yang setiap hari lewat jembatan Pagerluyung menjelaskan, dirinya harus berputar lebih jauh dari biasanya imbas penutupan ini.
“Ya lumayan Pak, ya terpaksa lewat Jembatan Padangan. Setiap hari lewat sini untuk berangkat kerja, imbasnya lebih jauh dan BBM juga habis banyak,” pungkas soal akibat jembatan ditutup di Mojokerto ini.