Nasional – Banjir yang merendam ratusan rumah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, tak kunjung surut. Hal itu membuat sebuah permukiman mendadak berubah seperti rawa, karena jalanan kampung berlumut dan berubah menjadi hijau hingga dipenuhi tanaman air. Banjir yang terjadi karena curah hujan tinggi dan rob itu juga membuat warga mulai mengeluhkan gatal-gatal.
Pemandangan hijau penuh dengan tanaman rawa memenuhi jalanan permukiman di Desa Batu, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kondisi tersebut diperparah dengan jalanan kampung yang berlumut dan licin karena banjir berlangsung cukup lama.
Sekira 500 rumah pada dua RW di Desa Batu, tergenang banjir dengan kedalaman hingga mencapai 80 sentimeter. Tak sedikit rumah warga pun kemasukan air. Banjir di kawasan tersebut terjadi karena tingginya intensitas hujan dan banjir rob di kawasan pesisir sehingga air sulit untuk mengalir.
Salah satu warga setempat Jalil, menuding banjir di permukimannya, di Demak itu, terjadi setelah pembangunan kawasan industri di samping desa tidak memperhatikan dampak lingkungan sekitar. Pasalnya sebelum ada pembangunan kawasan industri, banjir bisa surut dua atau tiga hari, tetapi kini banjir bertahan sampai tiga minggu.
“Sudah tiga minggu, kedalaman di sini 60 sentimeter tetapi kalau yang di sana bisa 70-80 sentimeter,” kata Jalil, Senin (16/12/2024).
Hal senada juga diungkapkan warga lainnya, Wati. Ia menyebut, dahulu di samping kampung lahan persawahan yang kini diuruk menjadi kawasan industri. Hal itu disebut membuat saluran pembuangan air tidak lancar dan mengendap di permukiman warga. Air banjir yang mengendap cukup lama membuat warga pun hanya pasrah.
“Tahun sebelumnya enggak begini, selama ada Jateng Land itu lho pak enggak bisa mengalir airnya,” jelasnya.
Warga berharap ada solusi dari pemerintah atau pihak terkait terkait banjir di Demak, untuk adanya pengadaan mesin pompa atau pembuatan saluran pembuangan agar banjir bisa surut.