Nasional – Ratusan sapi di Lumajang, Jawa Timur terjangkit penyakit mulut dan kaki atau PMK. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Lumajang mencatat setidaknya sudah ada 70 sapi yang dilaporkan mati akibat wabah PMK.
Wabah PMK ini mulai tersebar sejak dua bulan lalu. Penyakit ini tersebar di sejumlah kecamatan di antaranya Klakah, Pasrujambe, Kunir, dan Senduro. Berdasarkan data dinas terkait sejak November 2024 hingga memasuki awal Januari 2025 ini tercatat kurang lebih 900 sapi yang dilaporkan terjangkit PMK dan 70 di antaranya mengalami kematian.
Untuk menekan kasus tersebut, petugas dari dinas terkait melakukan pemeriksaan sapi di pasar hewan, Kelurahan Rogotrunan, Kecamatan Lumajang. Selain pemeriksaan, petugas juga memberikan sejumlah obat-obatan bagi peternak yang sapinya terjangkit PMK.
Rotib, salah seorang peternak mengaku sapinya mulai mengalami gejala PMK sejak dua bulan lalu. Selama ini, dirinya mengaku merawat sapi yang sakit tersebut menggunakan ramuan tradisional.
“Sudah dua bulan sapi saya sakit. Sering keluarkan air liur banyak seperti gejala PMK. Selama ini cuma saya obati pakai kunir. Makanya ini minta ke dokter obat untuk penyakit sapi saya inj,” kata Rotib pada Jumat (3/1/2024).
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP Lumajang, Retno Wulan Andari mengungkapkan selain memberikan obat, pihaknya juga melakukan skrining terhadap sapi-sapi yang masuk pasar hewan.
Sapi yang terindikasi mengalami gejala penyakit PMK tidak diperbolehkan masuk kawasan pasar. Hal tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus PMK. “Upaya kami melakukan pemeriksaan terhadap sapi-sapi yang mau masuk. Selain itu, memberikan vaksin sapi yang sehat agar tidak terjangkit virus PMK.” katanya.