
Nasional – Dua kreator konten diusir warga saat membuat konten di lokasi banjir di Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung, Lampung. Warga menilai mereka hanya mencari keuntungan pribadi tanpa membantu korban banjir.
Kejadian ini berlangsung di Komplek Perumahan Arinda Permai, Kelurahan Pematang Wangi, pada Minggu (23/2/2025). Ratusan rumah di kawasan tersebut terendam banjir akibat meluapnya sungai setelah hujan deras yang terjadi sejak Jumat (21/2/2025) malam.
Dua kreator konten bernama Ahmad Permana dan Mak Klara itu membuat konten dengan mengajak anak-anak bermain dan berenang di lokasi banjir. Tindakan ini dinilai membahayakan keselamatan anak-anak, mengingat derasnya arus air dan kedekatan lokasi dengan aliran sungai.
Video amatir dari ponsel warga merekam momen pengusiran tersebut. Dalam video yang viral, terdengar teriakan warga yang meminta kedua kreator konten tersebut segera meninggalkan lokasi dan menghapus rekaman yang telah dibuat.
“Kami marah karena mereka hanya mencari sensasi, bukan membantu korban banjir,” ujar salah seorang warga.
Setelah insiden tersebut, kedua kreator konten kreator meminta maaf kepada warga atas kegaduhan yang terjadi.
Kasi Trantib Kelurahan Pematang Wangi Tanjung Senang Depni Arfandi menyampaikan, kemarahan warga dipicu oleh tindakan kreator yang tidak mempertimbangkan keselamatan.
“Kita tidak mempermasalahkan apabila ada kreator yang ingin menyuarakan aspirasi warga. Namun, sebaiknya tetap memerhatikan keselamatan dan dampak yang ditimbulkan,” kata Depni, Selasa (25/2/2025).
Banjir di Bandar Lampung telah merendam ratusan rumah di sembilan kecamatan. Komplek Perumahan Arinda Permai menjadi lokasi yang terkena dampak paling besar. Ratusan rumah terendam banjir selama empat hari.
Hingga Selasa petang, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung masih bersiaga di lokasi rawan banjir, mengingat intensitas hujan yang masih tinggi.
Warga berharap kejadian kreator konten yang membuat konten berbahaya di lokasi banjir tidak terulang lagi. Warga juga mengingatkan agar siapa pun yang ingin membuat konten di lokasi bencana tetap memperhatikan keselamatan serta memiliki empati terhadap korban.