
Berita Bola – Dean Huijsen datang ke Real Madrid di usia yang masih muda, tapi namanya sudah mulai dibicarakan sebagai calon pemimpin baru di lini belakang. Bek tengah berusia 20 tahun itu langsung menunjukkan kualitas sejak laga pertamanya di Piala Dunia Antarklub 2025. Ia tampil dengan ketenangan dan rasa percaya diri yang jarang dimiliki pemain seusianya.
Dalam dua pertandingan awal turnamen tersebut, Huijsen tampil menonjol dan memainkan peran kunci di tengah badai cedera yang melanda pertahanan Madrid. Di saat banyak pemain senior absen, Huijsen justru mengambil tanggung jawab dan menjawab kepercayaan dengan performa meyakinkan.
Tak butuh waktu lama, ia menjadi bahan pembicaraan. Dalam hitungan hari, statusnya di ruang ganti berubah. Dia bukan lagi sekadar pemain muda yang menjanjikan, tapi figur yang siap diandalkan dalam proyek masa depan Madrid. Dia adalah Sergio Ramos baru di Santiago Bernabeu.
Huijsen tumbuh dengan mengagumi Sergio Ramos, legenda Real Madrid yang dikenal karena keberanian, teknik, dan jiwa kepemimpinannya. Kini, ia mengenakan seragam yang sama, di posisi yang sama, dan mulai menarik perbandingan yang tak terhindarkan. Penampilannya seakan membangkitkan memori tentang Ramos muda.
Data memperkuat kesan tersebut. Dalam ajang Piala Dunia Antarklub, Huijsen mencatat 137 umpan—terbanyak di antara para bek. Sebanyak 60 di antaranya adalah umpan progresif yang mampu menembus garis pertahanan lawan, menunjukkan kecerdasan dalam membaca permainan.
Bahkan Aurelien Tchouameni yang sempat dipasang sebagai bek tengah tak mampu menyaingi kontribusi Huijsen dalam hal membangun serangan dari lini belakang.
Selain tajam dalam distribusi bola, Huijsen juga efektif dan efisien. Ia mencatat akurasi umpan hingga 88 persen sejak bergabung dengan Madrid. Rata-rata 61,3 umpan per pertandingan adalah angka yang menunjukkan betapa dominannya ia dalam membentuk alur permainan.
Bandingkan dengan masa singkatnya di Bournemouth, di mana ia hanya mencatat sekitar 50 umpan per laga. Di bawah tangan dingin Xabi Alonso, Huijsen menjelma menjadi bek yang bukan hanya menjaga lini pertahanan, tetapi juga aktor utama dalam transisi dari bertahan ke menyerang.
Langkahnya mantap, operannya terukur, dan kepercayaan dirinya tinggi. Ia menjadi bek modern yang komplet, mampu bertahan dan membangun serangan dalam satu paket yang solid.
Saat ini, Huijsen sudah masuk dalam radar elite sebagai bek muda dengan kemampuan progresif terbaik. Namanya setara dengan Niklas Sule, Alexander Barboza, dan Lucas Beraldo—bek-bek yang dikenal sebagai ball-playing defenders top dunia.
Dengan gaya permainan Madrid yang semakin menekankan penguasaan bola dan transisi cepat, Huijsen menjadi potongan puzzle yang pas. Alonso tampaknya melihatnya bukan hanya sebagai solusi darurat, tapi juga aset jangka panjang.
Jika ia mampu menjaga performa seperti ini hingga musim 2025/26, bukan tak mungkin Huijsen akan menjadi wajah baru pertahanan Real Madrid.