
Nasional – Program pemutihan pajak kendaraan bermotor (PKB) yang digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) menarik minat warga. Namun, meski program ini dinilai meringankan, warga berharap prosedur layanan di Samsat juga diperbaiki agar lebih efisien dan manusiawi.
Di kantor Samsat Kota Bogor, Rabu (4/6/2025), ribuan wajib pajak rela mengantre berjam-jam di bawah terik matahari demi membayar PKB. Seorang wajib pajak membutuhkan setidaknya satu hari penuh untuk menyelesaikan pembayaran pajak lima tahunan.
Antrean panjang sudah terlihat sejak awal proses, yakni di loket cek fisik kendaraan. Pantauan di lokasi menunjukkan ratusan warga membentuk empat baris antrean di area parkir, dengan panjang antrean mencapai 300 meter. Proses ini memakan waktu sekitar 1,5 jam hingga 2 jam di bawah terik matahari.
“Haduh, ini bukan kendaraannya saja yang cek fisik. Pemilik kendaraan juga harus cek fisik ini. Kalau enggak sehat, enggak akan kuat antre,” ungkap Ade Hidayat (33), warga Tanah Sareal, yang sedang mengurus pajak kendaraan lima tahunan.
Setelah melewati antrean cek fisik, wajib pajak masih harus melewati beberapa loket lainnya, yakni loket arsip, loket pembayaran, dan loket percetakan pelat nomor.
“Kalau saya sudah dari pukul 08.00 pagi tadi. Ini masih menunggu di loket pembayaran,” kata Reynold (34), wajib pajak lainnya yang masih berada di kantor Samsat Kota Bogor hingga sore hari.
Warga mengapresiasi kebijakan pemutihan yang dinilai mendorong kepatuhan membayar pajak. Namun, mereka juga mendesak agar Dedi Mulyadi memperbaiki sistem layanan Samsat agar tidak menyulitkan masyarakat.
“Kami kan mau ngasih uang ke negara, seharusnya enggak sulit begini,” tambah Ade.
Reynold juga mengusulkan agar fasilitas antrean dibuat lebih nyaman, setidaknya dengan menyediakan tempat berteduh.
“Paling tidak ya jangan panas-panasan begini, sudah bagus loh ada relaksasi, tinggal prosesnya saja lebih manusiawi,” ujarnya.