
Berita Bola – Real Madrid resmi memulangkan salah satu pemain didikannya, Alvaro Carreras. Namun, kali ini ia kembali bukan sebagai talenta muda yang dulu dilepas secara cuma-cuma, melainkan sebagai bek kiri dengan nilai transfer mencapai €50 juta atau sekitar Rp948,54 miliar, angka yang terbilang tinggi.
Pada tahun 2019, Carreras meninggalkan Valdebebas dengan perasaan kecewa, meski tetap membawa ambisi besar. Ia merasa klub yang telah membesarkannya tidak cukup percaya pada potensinya sebagai bek kiri. Saat itu, fokus pelatih akademi tertuju pada pemain lain, sementara posisi di tim utama masih ditempati Marcelo.
Carreras lantas memilih hijrah ke Manchester United, klub besar yang menawarkan prospek menarik. Ia menandatangani kontrak yang disebut-sebut ‘spektakuler’ dan membawa semangat baru ke tanah Inggris. Namun, harapan untuk segera menembus tim utama Setan Merah tak juga terwujud.
Karier Carreras di Old Trafford cenderung stagnan. Ia merasa frustrasi, terutama kepada Erik ten Hag yang dianggap tidak memberikan kepercayaan yang cukup. Meski demikian, jeda itu mungkin menjadi bagian penting dalam membentuk kisah keberhasilan yang datang kemudian.
Kebangkitan Carreras justru dimulai jauh dari Manchester, tepatnya di Portugal bersama Benfica. Awalnya hanya sebagai pemain pinjaman, performa apiknya membuat klub asal ibu kota tersebut tak ragu mengaktifkan klausul pembelian permanen seharga €6 juta. Keputusan itu menjadi salah satu langkah bisnis paling cerdas Benfica dalam beberapa musim terakhir.
Di bawah pelatih yang memberinya kepercayaan, Carreras berkembang pesat. Ia tidak hanya menunjukkan kecepatan, kemampuan bertahan, dan kecenderungan untuk overlap, tetapi juga kematangan secara mental dan pemahaman taktik yang jauh lebih baik.
Momen krusial dalam kariernya datang ketika ia berhasil meredam Lamine Yamal, bintang muda Barcelona, dalam pertandingan Liga Champions. Saat banyak pemain lain kesulitan menghadapi Yamal, Carreras tampil layaknya pemain senior yang tahu persis apa yang harus dilakukan.
Performa tersebut mengubah segalanya. Real Madrid, yang tengah mencari bek kiri tangguh menyusul cedera berulang Ferland Mendy, performa kurang meyakinkan Fran García, serta usia David Alaba yang tak lagi muda, akhirnya mengambil langkah konkret. Untuk menebus “kesalahan masa lalu”, mereka harus merogoh kocek hingga €50 juta.
Yang menarik, kini sang pemain dikenal dengan nama belakang ibunya, Carreras, meninggalkan nama ‘Fernandez’ yang selama ini tercatat di dokumen akademi Real Madrid. Pilihan ini mencerminkan identitas barunya dan perjalanan panjang yang telah ia lalui.
Ia bukan lagi bocah Valdebebas yang sempat meragukan dirinya sendiri, melainkan sosok yang telah menemukan jati diri melalui perjuangan di tiga negara berbeda.
“Saya kembali sebagai pribadi yang berbeda. Kembali ke sini sangat berarti, dan saya ingin membuktikan bahwa saya pantas,” katanya saat diperkenalkan di Santiago Bernabeu.
Kepulangan Carreras bukan sekadar kisah sentimental atau nostalgia belaka. Real Madrid memang benar-benar membutuhkan bek kiri yang mumpuni. Dari seluruh opsi yang tersedia di pasar, Carreras menjadi pilihan paling rasional—dan dalam banyak hal, juga paling ironis.
Carreras sudah mengenal klub, memahami tuntutannya, dan kini datang dengan pengalaman serta kualitas yang layak menempatkannya di posisi utama.
Real Madrid pun bukan kali pertama memulangkan mantan pemain dengan banderol mahal. Sebelumnya, mereka melakukan hal serupa kepada Dani Carvajal dan Alvaro Morata. Namun, kembalinya Carreras terasa berbeda. Ini bukan sekadar pulang ke rumah, melainkan bentuk penebusan. Sebuah pelajaran penting bagi seluruh staf akademi: jangan terburu-buru menilai potensi pemain muda hanya dari satu musim yang sulit.