
Nasional – Nasib apes dialami seorang pedagang hewan kurban, Adi Priyanto, warga Lereng Gunung Merapi tepatnya di Desa Gemampir, Kecamatan Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah.
Ia mengalami kerugian sekitar Rp 190 juta setelah tujuh ekor sapi jantan yang sudah dipesan oleh warga untuk kurban pada tahun ini mati mendadak terkena wabah virus penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Ada tujuh ekor sapi kurban sudah dipesan oleh takmir masjid dan juga warga, dan ada dua lagi disembelih karena kondisinya sudah parah,” jelas Adi Priyanto kepada Beritasatu.com, Selasa (3/6/2025).
Ia mengatakan meskipun sudah dibeli untuk kurban, dia tetap bertanggung jawab untuk menggantinya agar tidak mengecewakan pembeli.
“Tadi tanda-tandanya ngeces (ngiler) dan napasnya terlihat sesak. Meski begitu, saya tetap mengganti mereka yang sudah pesan hewan kurban,” ujar Adi.
Untuk mengantisipasi terkena penyakit PMK lanjutan, ia kemudian mencegah dengan penyemprotan disinfektan guna mensterilkan kandang.
“Mungkin karena pancaroba, jadi kondisi sapi tidak baik. Namun, saya beli dari pasar hewan Boyolali semua sehat sehat. Sekarang kadang saya sterilkan dilakukan penyemprotan,” kata dia.
Adi menambahkan, sapi kurban yang sudah dibeli dari pasar hewan Boyolali belum divaksin. Selain itu hewan kurban tersebut kemudian dijadikan satu dengan hewan kurban yang ada di kandang miliknya.
“Mungkin sapi yang lama di kandang ini ikut terserang penyakit juga,” pungkasnya.
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Pemkab Klaten Iwan Kurniawan mengatakan, mendekati pemotongan hewan kurban, pihaknya mengerahkan petugas serta dokter hewan ke pasar hewan hingga hari H hari kurban.
“Kami kerahkan petugas dan dokter hewan jelang hari H perayaan kurban. Sapi yang masuk ke pasar dilakukan penyemprotan desinfektan,” katanya.
Selain itu, kata dia, di pasar hewan Jatinom ini dilakukan pemeriksaan hewan kurban mulai dari mulut sapi hingga kesehatan sapi.
Ia juga mengimbau kepada peternak sapi apabila membeli sapi dari luar untuk dilakukan karantina terlebih dahulu. “Kami cek kesehatan sapi di pasar ini. Kami mengimbau apabila beli sapi dari luar sebaiknya dikarantina terlebih dahulu, jangan langsung dicampur dengan yang lama,” tungkasnya.