
Nasional – Polres Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar rekonstruksi kasus pengeroyokan yang mengakibatkan korban meninggal dunia di wilayah Kasihan.
Korban, Wahyu Adi Setiawan (24), warga Ngestiharjo, Kasihan, dikeroyok oleh empat tersangka setelah diajak mengonsumsi minuman keras di sekitar makam Sutopadan.
Kepala Subbagian Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, menjelaskan bahwa rekonstruksi dilakukan untuk memberikan gambaran jelas kepada penyidik dan jaksa penuntut umum mengenai peristiwa yang terjadi.
“Diawali dengan korban dijemput para pelaku dan dibawa ke sekitar makam Sutopadan untuk diajak minum-minuman keras pada Senin (19/5/2025),” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (22/7/2025).
Dalam rekonstruksi tersebut, keempat tersangka, yaitu AW (31), NP (29), AFS (20), dan DAK (20), yang semuanya merupakan warga Kasihan, diperagakan dalam 26 adegan.
Jeffry menambahkan bahwa AW menanyai korban mengenai dugaan pencurian sepeda motor milik NP. “Saat itu, Wahyu mengakui perbuatannya dan sempat divideokan oleh salah satu tersangka,” jelasnya.
Setelah pengakuan tersebut, keempat tersangka langsung memukul dan menendang Wahyu hingga pingsan.
NP dan DAK kemudian membawa korban ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, menggunakan sepeda motor. Sayangnya, setelah beberapa hari dirawat, Wahyu meninggal dunia.
Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Achmad Mirza, menjelaskan bahwa peristiwa ini bermula dari dugaan pencurian yang dilaporkan oleh tetangga.
“Ayah korban yang mendapat informasi tentang kondisi anaknya yang tidak sadarkan diri langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian pada Senin (19/8/2025),” ungkap Mirza.
Polisi kemudian menangkap keempat pelaku yang merupakan tetangga korban.
Mereka dijerat dengan Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan orang lain meninggal, dengan ancaman pidana penjara paling lama 12 tahun.
“Rekonstruksi kami lakukan di Mapolres Bantul karena alasan keamanan dan kondusifitas,” tambah Jeffry.
Kejadian ini menjadi perhatian masyarakat setempat, mengingat pelaku dan korban adalah tetangga yang saling mengenal. Polisi berharap dengan rekonstruksi ini, kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.