
Nasional – Konsulat RI di Tawau, Malaysia, memfasilitasi kepulangan Rahmat, nelayan asal Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, yang selamat dari insiden kapal karam di perairan Malaysia pada Sabtu (19/7/2025).
Pemulangan Rahmat dilakukan pada Jumat (1/8/2025) melalui Pelabuhan Internasional Tunon Taka, Nunukan, dan diawali dengan penandatanganan dokumen serah terima oleh Pejabat Protokol Konsuler I Konsulat RI Tawau, Calderon Dalimunthe, dan Wakapolsek Sebatik, Ipda Musnih, di Ruang Nusantara Konsulat RI Tawau.
Konsul RI Tawau, Aris Heru Utomo, bersyukur atas keselamatan Rahmat. “Peristiwa ini kiranya dapat menjadi pelajaran untuk tidak melakukan pelayaran tanpa disertai penggunaan perangkat keselamatan yang memadai seperti ketersediaan pelampung,” ujarnya melalui pesan tertulis.
“Selain itu, agar kiranya Rahmat atau siapapun yang akan melakukan pelayaran lintas batas membawa dokumen kelayakan berlayar dari instansi terkait dan tidak melakukan pelayaran lintas batas yang cenderung berbahaya,” lanjut Aris.
Selain dokumen serah terima, Konsulat RI juga menyerahkan data kesehatan Rahmat dan surat rujukan dari Hospital Tawau ke RSUD Nunukan untuk penanganan lanjutan jika diperlukan.
Rahmat sebelumnya ditemukan dalam kondisi selamat oleh seorang nelayan di perairan Batu Payung, Tawau, Malaysia, pada Senin (21/7/2025), dua hari setelah kapal yang ditumpanginya tenggelam.
Ia sempat dirawat selama sepekan di Hospital Tawau dan ditampung beberapa hari di shelter Konsulat RI Tawau, sebelum akhirnya dipulangkan ke Indonesia menggunakan kapal ferri penumpang.
Kondisi Rahmat saat tiba di Nunukan terlihat sehat. Wajahnya sesekali tersenyum, menyiratkan rasa syukur dan kebahagiaan karena selamat dari musibah dan akan segera bertemu keluarganya.
Setibanya di Pelabuhan Tunon Taka, Rahmat langsung menjalani pemeriksaan oleh tim medis Klinik Pratama Polres Nunukan. Hasilnya, suhu tubuh, tekanan darah, dan nadinya dinyatakan normal. Ia pun langsung diserahkan kepada keluarganya.
Insiden bermula ketika kapal kayu bermuatan 250 paket gula berangkat dari Malaysia menuju Pulau Sebatik, Indonesia, pada Sabtu (19/7/2025) sekitar pukul 20.00 WITA.
Sekitar pukul 23.00, kapal mengalami kerusakan mesin dan dihantam gelombang tinggi di Perairan Tanjung Aru. Letkol Laut (P) Primayantha Maulana Malik, Danlanal Nunukan, menyatakan air masuk ke lambung kapal hingga menyebabkan kapal tenggelam.
“Para ABK mencari alat pelampung masing-masing untuk menyelamatkan diri,” ujar Primayantha.
Dari tiga awak kapal, dua ditemukan selamat. Arifin Nurman (29) lebih dulu ditemukan kapal reguler Sadewata pada Minggu (20/7/2025), dan dievakuasi ke Puskesmas Sebatik. Sementara Rahmat ditemukan dalam kondisi lemas di laut oleh nelayan Malaysia, Senin (21/7/2025).
Nakhoda kapal, Hasim Bin Hatta alias Acok, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Selasa (22/7/2025), yang menjadi hari terakhir operasi pencarian oleh tim SAR gabungan.